Sabtu, 18 Mei 2013

Tugas Kesehatan Mental 3



TUGAS KESEHATAN MENTAL 3




Nama : Ayu Redhyta Permata Sari
Kelas : 2PA05
NPM : 18511127






Yang Menimbulkan Stress :

1. Kepribadian
a. Introvert : sebuah sifat dan karakter yang cenderung menyendiri. Mereka adalah pribadi yang tertutup dan mengesampingkan kehidupan sosial yang terlalu acak. Antonim dari sifat introvert adalah ekstrovert. Seorang Introvert lebih fokus kepada hal yang bersifat psikis daripada fisik. Mereka senang menjelajahi ruang pikirnya, mereka membaca buku, menonton tayangan yang dapat mengasah otak, karena mereka haus dengan segala hal yang berbau informasi.  Introvert lebih membutuhkan sebuah teh hangat dan berkumpul bersama beberapa teman dekat saja daripada pergi ke tempat yang penuh dengan orang asing. Introvert membenci basa-basi, oleh sebab itu mereka senang dengan perbincangan yang padat dan bersifat informatif.

Ekstrovert : sifat ekstrovert lebih membutuhkan sosial, cahaya, kebisingan, ruang lingkup yang luas dan sebagainya. individu yang tipe kepribadian ekstrovert terutama dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia di luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju ke luar, pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya baik lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial. Individu bersikap positif terhadap masyarakatnya; lebih terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain lancar (dalam Suryabrata, 1998).
b. Fleksibel : kemampuan untuk luwes, mudah, dan cepat menyesuaikan diri ini tentunya terlintas di pikiran saya bukan karena hanya terbersit begitu saja. Menghadapi lingkungan dan fase kehidupan yang baru, manusia mengalami banyak hal perbedaan yang terjadi. Hal ini merupakan tuntutan perubahan yang mau tak mau harus dihadapi karena pada hakikatnya hidup itu adalah suatu rangkaian fase yang dinamis, ia tidak akan hanya berupa satu fase tertentu saja.



c. Berlebihan (over activity): kondisi pengalaman seseorang yang dia rasakan sebagai sesuatu yang benar-benar nyata hanyalah tubuhnya, kebutuhannya, perasaannya, pikirannya, serta benda atau orang-orang yang masih ada hubungan dengannya.
2. Kecakapan :
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan penghidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Dirjen PLSP, Direktorat Tenaga Teknis, 2003).
3. Nilai dan Kebutuhan :
a. Sosialisasi: Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
  • Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.


  • Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami ‘pencabutan’ identitas diri yang lama.
b. Beradaptasi: cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi stress dan lain sebagainya.
c.Internalisasi: penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 439). Nilai adalah suatu pola normatif, yang menentukan tingkahlaku yang diinginkan bagi suatu sistem yang ada kaitannya, dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan fungsi-fungsinya (Kartawisastra, dkk vol. 5, 1980; 1).
Reaksi Stress:
a. Fight:
Pada tahap ini individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan  psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur  strategi untuk mengatasi stressor ini.Tubuh berusaha menyeimbangkan  proses fisiologis yang telah dipengaruhi selama reaksi waspada untuk sedapat mungkin kembali kekeadaan normal dan pada waktu yang sama  pula tubuh  mencoba mengatasi factor-faktor penyebab stress.apabila proses fisiologis  telah teratasi maka gejala-gejala stress akan menurun,tubuh akan secepat mungkin berusaha normal kembali karena ketahanan tubuh ada batasnya dalam beradaptasi.jika stressor berjalan terus dan tidak dapat diatasi/ terkontrol maka ketahanan tubuh untuk beradaptasi akan habis dan individu tidak akan sembuh.


b. Flight:
Tahap ini terjadi karena ada suatu perpanjangan  tahap awal stress yang tubuh individu telah terbiasa. Energi penyesuaian terkuras, dan individu tersebut tidak dapat mengambil dari berbagai sumber untuk penyesuaian yang digambarkan pada tahap kedua. Akan timbul gejala penyesuain  diri terhadap lingkungan seperti  sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri colonel, bisul, kolistis. Tanpa ada usaha melawan, kelelehan bahkan kematian dapat terjadi (selye,1956,1974).
            Bila tubuh terekspos pada stressor yang sama dalam waktu yang sangat lama secara terus menerus,maka tubuh yang semula telah biasa menyesuaikan diri,akan kehabisan energy untuk beradaptasi.Pada keadaan ini timbul kembali tanda-tanda,namun pada tahap ini bersifat irreversible, individu  akan meningkat,Daya tahan yubuh terhadap suatustresor tidak dapat dianggap bertahan selamanya,karena pada suatu saat energy untuk adaptasi itu akan habis.
            Selye menunjukkan penelitian yang ekstensif pada suatu tempat percobaan buatan yang terkontrol dengan binatang percobaan sebagai subyek.Dia menemukan akibat fsikologis dengan stimulasi (rangsangan) fisik,seperti menghadapkan subyek terhadap temperature panas atau dingin,kejutan listrik,injeksi zat beracun,isolasi fisik dan luka beda.Sejak penerbitan hasil penelitiannya ,studi-studi lain telah mengungkapkan bahwa syndrome “ fight or flight”gejalanya Nampak pada efek fsikologis atau rangsangan  emosi seperti juga pada rangsangan fisik,dan karenanya tubuh mungkin kehabisan energy penyesuaiannya lebih cepat pada stress fisikologis dari pada penyakit fisik.






Tehnik-Tehnik Penerangan Pikiran:
a. Meditasi:
Pada awalnya meditasi adalah nama generik yang diberikan untuk belajar agama di daerah Timur. Tujuan utama dalam meditasi (a) perenungan dan kebijaksanaan, (b) perubahan dalam kesadaran (c) relaksasi (L. Lichstein, 1988). Efek meditasi oleh banyak pakar diyakini membawa dampak positif bagi kehidupan manusia (Satiadarma, 1998). Dewasa ini meditasi digunakan dalam banyak hal. Ada yang melaksanakan meditasi untuk mendapatkan kedamaian dan kekuatan jiwa. Istilah meditasi telah dikenal luas baik, baik dari pendekatan awam maupun ilmiah. Akan tetapi banyak orang yang belum memahami tentang meditasi itu sendiri. Berikut akan dikupas kajian mengenai meditasi
Kebanyakan orang mempersepsikan meditasi dengan ritual agama tertentu bahkan ada yang mengkaitkan perdukunan atau klenik. Walsh, Orntein, dan Maupin (dalam Subandi dkk, 2002) meditasi adalah suatu teknik latihan dalam meningkatkan kesadaran, dengan membatasi kesadaran pada satu objek stimulasi yang tidak berubah pada waktu tertentu untuk mengembangkan dunia internal atau dunia batin seseorang, sehinga menambah kekayaan makna hidup baginya. Iskandar (2008) meditasi adalah latihan olah jiwa yang dapat menyeimbangkan fisik, emosi, mental, dan spiritual seseorang. Beberapa ahli memberikan istilah lain tentang meditasi (dalam P. Satiadarma, 1998) yaitu Visualisasi (Epstein, 1988; Fanning, 1988), relaksasi (Benson, 1975), mind-body healing (Rossi, 1988), dan Mind-body medicine (Goleman&Gurin, 1993).
b. Autogenik:
            Menerapkan teknik-teknik relaksasi dalam kehidupan sehari-hari dapat mengurangi gejala stres dengan mekanisme, antara lain: Memperlambat detak jantung,menurunkan tekanan darah,memperlambat laju pernapasan,meningkatkan aliran darah ke otot-otot utama,mengurangi ketegangan otot dan sakit kronis,meningkatkan


konsentrasi,mengurangi kemarahan dan frustrasi,meningkatkan kepercayaan diri untuk menangani masalah.Untuk mendapatkan manfaat positif yang paling efektif adalah dengan menggunakan teknik relaksasi bersama dengan kegiatan positif lain, seperti berolahraga, cukup tidur, dan memiliki waktu yang berkualitas bersama keluarga dan teman-teman yang mendukung. Jenis teknik relaksasi Teknik relaksasi dapat diajarkan oleh dokter, terapis, dan petugas kesehatan lainnya.  Namun mempelajari beberapa teknik relaksasi juga dapat dilakukan dengan belajar sendiri. ada beberapa jenis utama teknik relaksasi yang mudah dilakukan sehari-hari, antara lain:
1. Autogenic relaxation
Relaksasi jenis ini dilakukan dengan menggunakan kedua bayangan visual dan kesadaran tubuh untuk mengurangi stres. Seseorang dapat mengulangi kata-kata atau saran dalam pikiran untuk merilekskan dan mengurangi ketegangan otot.

2. Progressive muscle relaxation
Teknik relaksasi ini dilakukan dengan cara fokus pada kontraksi dan relaksasi pada otot-otot tubuh. Latihan ini membantu seseorang untuk fokus pada perbedaan antara ketegangan dan relaksasi otot. Salah satu metode relaksasi otot progresif adalah dengan menegangkan dan mengendurkan otot-otot jari-jari kaki dan secara progresif bekerja hingga leher dan kepala. Teknik ini juga dapat dimulai dari kepala dan leher dan bekerja turun ke jari-jari kaki.
3. Visualisasi
Dalam teknik relaksasi, dapat dilakukan dengan membentuk citra mental untuk mengambil sebuah perjalanan visual untuk situasi dan kondisi yang damai. Selama visualisasi, cobalah untuk menggunakan indera sebanyak mungkin.



Teknik relaksasi sangat penting dilaksanakan untuk mencegah dan mengatasi stress yang Anda alami. Coba ingat-ingat hari-hari Anda akhir-akhir ini, apakah Anda sering mengalami sulit tidur, sulit berkonsentrasi, dan juga rasa cemas yang berlebihan? Berhati-hatilah karena mungkin saja anda sedang mengalami stres! Relaksasi yang Anda lakukan dapat juga mengatasi akibat yang ditimbulkan oleh stres itu sendiri. Relaksasi amatlah penting karena pada saat relaksasi, tubuh dan pikiran akan mengaktifkan gen-gen dalam tubuh yang berperan sebagai penghalau penyakit sehingga tubuh terhindar dari penyakit. Selain itu, relaksasi juga dapat meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi sehingga kemampuan menangkap informasi meningkat, begitupun juga mengurangi trauma dan rasa cemas berlebih serta sulit tidur. Teknik relaksasi merupakan bagian penting untuk mengatasi stres. Relaksasi bukan hanya tentang ketenangan pikiran atau menikmati hobi. Relaksasi adalah proses yang menurunkan keausan pada pikiran dan tubuh dari tantangan dan kerepotan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pelatihan Reaksi Neuromuscular:
Neuromuskuler adalah dua system yang tidak dapat di pisahkan dalam kehidupan sehari-hari , terutama dalam keadaan olahraga. Muskuler (perototan) dalam funsinya adalah mengerut /memendek/kontraksi. Dalam pemendekan , otot di rangsang (dikontrol) oleh system neoru/saraf  sehingga otot terkontrol kekuatan,akurasi, dan power –nya. Hal ini di sebabkan semakin besar berkehendak ,semakin kuat dan cepat kontraksinya sehingga tidak mungkin otot menampilkan kerjanya dengan baik tampa sumbangan dari saraf.dalam bahasa Indonesia
Neoro = saraf dalam bahasa Indonesia berfungsi menerima sensor (penerima rangsaan) dan muskeler adalah otot sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.



1.      Jaringan saraf, jenis – jenis saraf dan fungsinya
Jaringan adalah sekumpulan sel yang pekerjaaannya tersusun menjadi satu dan mempunyai fungsi tertentu. Jaringan ini dibagi menjadi jaringan penutup, jaringan penunjang,  jaringan otot, jaringan saraf, jaringan cairan. Berdasarkan jenis dan fungsinya yaitu:
·         Syaraf sensori menyampaikan informasi dari luar ke sistem syaraf pusat;
·         Syaraf motorik menyampaikan informasi dari sistem syaraf pusat ke organs efektor, yaitu otots dan kelenjars;
·         Refleks merupakan kerja sama antara sya-raf sensori, syaraf motorik dan sistem sya-raf pusat,
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai ( berurutan )antara reseptor dan efector. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap ransangan. Contohnya kelenjar dan otot.
Sistem saraf yang terdiri dari jutaan sel saraf ( neuron ) memiliki fungsi mengirimkan pesan ( impuls ) yang berupa ransang atau tanggapan. Pada struktur sel saraf, setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel inilah keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit ). Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain.





Tipe-Tipe Stres dari Psikologi:
Tiga tipe stres menurut Schafer (2000), adalah: (1) Neustres (stres yang netral). Stres menjadi sesuatu yang netral ketika seseorang merespon tuntutan dari dalam maupun luar dirinya dengan netral. Pikiran dan tubuh dipacu, tetapi dampak yang dirasakan dari tuntutan yang ada hanya sedikit dan seseorang itu mampu menjalani kehidupannya seperti biasa;
(2) Distres (stres yang bersifat negatif). Seseorang menganggap pengalaman atau peristiwa yang dialaminya itu membahayakan tergantung pada derajat apakah seseorang menerima stresor itu sebagai sesuatu yang melebihi kemampuannya untuk ditangani, dan apakah itu mengancam kesejahteraannya (Lazarus & Folkman, 1984). Simptom-simptom distres antara lain: konsentrasi yang rendah, mudah marah, tangan sering berkeringat, pundak terasa kaku, cemas, depresi, dan berbicara dengan cepat. Di dalam keluarga, adanya kondisi distres pada salah satu anggota, terutama orangtua, dapat menimbulkan masalah, seperti: ketegangan di dalam keluarga, teredamnya kebebasan berekspresi, konflik terbuka, menjatuhkan secara psikologis, rendahnya harga diri anggota keluarga yang lain, tidak memberikan perhatian penuh pada kebutuhan fisik dan emosi anggota keluarga yang lain, dan menyebabkan kehancuran dalam keluarga;
(3) Positive Stres. Stres yang memberikan manfaat ketika muncul, antara lain: (a) membantu merespon dengan cepat dan segenap tenaga dalam keadaan darurat; (b) membantu menyadari potensi diri yang sesungguhnya; (c) berguna untuk tampil dengan baik ketika berada di bawah tekanan (seperti wawancara kerja); dan (d) membantu mendorong seseorang ke titik batas.







Artikel Stress Positif
Pada saat saya memasuki kelas 3SMA, saya sudah dihadapkan dengan latihan ujian atau yang sering kita sebut try out untuk mempersiapkan Ujian Akhir Nasional . Maka dari itu sekolah pun mengadakan Pendalaman Materi juga demi untuk anak siswanya mendapatkan nilai akhir yang baik. Hal itu membuat anak-anak mengalami stress dan ketakutan, termasuk saya. Tetapi saya menghadapi stress tersebut dengan positif yaitu dengan belajar giat dan tekun setiap pulang waktu sekolah bersama teman-teman sehingga saya mampu mendapatkan nilai akhir bidang matematika dengan memuaskan.

Artikel Stress Negatif
Waktu saya SD sekitar usia 10 tahun ,saya lupa mengerjakan Pekerjaan Rumah untuk hari itu, sehingga saya merasa ketakutan dan saya langsung berpura-pura sakit agar tidak  disuruh masuk sekolah. Karena saya merasa stress dan takut menghadapi dimarahi guru karena tidak mengerjakannya.











DAFTAR  PUSTAKA
http://www.psychologymania.com/2012/06/kepribadian-ekstrovert-dan-introvert.html?g_q=pengertian%20introvert%20dan%20ekstrovert
http://sosbud.kompasiana.com/2011/03/27/fleksibilitas-350753.html
http://www.duniapsikologi.com/narsis-pengertian-definisi-dan-asal-mulanya/
http://pkbmpls.wordpress.com/2008/02/06/pengertian-pendidikan-kecakapan-hidup-life-skills/
http://www.forumsains.com/biologi-smu/pengertian-adaptasi/?g_q=pengertian%20%20beradaptasi
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2175756-pengertian-internalisasi-nilai/