TUGAS
KESEHATAN MENTAL 3
Nama : Ayu Redhyta Permata Sari
Kelas : 2PA05
NPM : 18511127
Yang Menimbulkan Stress :
1. Kepribadian
a. Introvert : sebuah
sifat dan karakter yang cenderung menyendiri. Mereka adalah pribadi yang
tertutup dan mengesampingkan kehidupan sosial yang terlalu acak. Antonim dari
sifat introvert adalah ekstrovert. Seorang Introvert lebih fokus kepada hal
yang bersifat psikis daripada fisik. Mereka senang menjelajahi ruang pikirnya,
mereka membaca buku, menonton tayangan yang dapat mengasah otak, karena mereka
haus dengan segala hal yang berbau informasi.
Introvert lebih membutuhkan sebuah teh hangat dan berkumpul bersama
beberapa teman dekat saja daripada pergi ke tempat yang penuh dengan orang
asing. Introvert membenci basa-basi, oleh sebab itu mereka senang dengan
perbincangan yang padat dan bersifat informatif.
Ekstrovert : sifat ekstrovert lebih membutuhkan sosial,
cahaya, kebisingan, ruang lingkup yang luas dan sebagainya. individu
yang tipe kepribadian ekstrovert terutama dipengaruhi oleh dunia objektif,
yaitu dunia di luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju ke luar, pikiran,
perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya baik
lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial. Individu bersikap positif
terhadap masyarakatnya; lebih terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang
lain lancar (dalam Suryabrata, 1998).
b. Fleksibel : kemampuan untuk luwes, mudah, dan cepat menyesuaikan diri
ini tentunya terlintas di pikiran saya bukan karena hanya terbersit begitu
saja. Menghadapi lingkungan dan fase kehidupan yang baru, manusia mengalami
banyak hal perbedaan yang terjadi. Hal ini merupakan tuntutan perubahan yang
mau tak mau harus dihadapi karena pada hakikatnya hidup itu adalah suatu
rangkaian fase yang dinamis, ia tidak akan hanya berupa satu fase tertentu
saja.
c.
Berlebihan (over activity): kondisi pengalaman seseorang yang
dia rasakan sebagai sesuatu yang benar-benar nyata hanyalah tubuhnya,
kebutuhannya, perasaannya, pikirannya, serta benda atau orang-orang yang masih
ada hubungan dengannya.
2.
Kecakapan :
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan
berani menghadapi problema hidup dan penghidupan secara wajar tanpa merasa
tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi
sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Dirjen
PLSP, Direktorat Tenaga Teknis, 2003).
3.
Nilai dan Kebutuhan :
a. Sosialisasi:
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam
keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut
berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja.
Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang
sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu,
bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
- Sosialisasi primer
Peter L. Berger
dan Luckmann mendefinisikan
sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa
kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Saat anak berusia
1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara
bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar
keluarganya. Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak
menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna
kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan
interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
- Sosialisasi sekunder
Sosialisasi
sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer
yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.
Salah satu bentuknya adalah resosialisasi
dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu
identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang
mengalami ‘pencabutan’ identitas diri yang lama.
b. Beradaptasi: cara
bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan
hidup. Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang
tidak mampu beradaptasi akan menghadapi stress dan lain sebagainya.
c.Internalisasi:
penghayatan terhadap suatu ajaran,
doktrin atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran
doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002: 439). Nilai adalah suatu pola normatif, yang menentukan
tingkahlaku yang diinginkan bagi suatu sistem yang ada kaitannya, dengan
lingkungan sekitar tanpa membedakan fungsi-fungsinya (Kartawisastra, dkk vol.
5, 1980; 1).
Reaksi Stress:
a. Fight:
Pada tahap ini individu
mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan
psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi untuk mengatasi stressor ini.Tubuh
berusaha menyeimbangkan proses
fisiologis yang telah dipengaruhi selama reaksi waspada untuk sedapat mungkin
kembali kekeadaan normal dan pada waktu yang sama pula tubuh
mencoba mengatasi factor-faktor penyebab stress.apabila proses
fisiologis telah teratasi maka
gejala-gejala stress akan menurun,tubuh akan secepat mungkin berusaha normal
kembali karena ketahanan tubuh ada batasnya dalam beradaptasi.jika stressor
berjalan terus dan tidak dapat diatasi/ terkontrol maka ketahanan tubuh untuk
beradaptasi akan habis dan individu tidak akan sembuh.
b.
Flight:
Tahap ini terjadi
karena ada suatu perpanjangan tahap awal
stress yang tubuh individu telah terbiasa. Energi penyesuaian terkuras, dan
individu tersebut tidak dapat mengambil dari berbagai sumber untuk penyesuaian
yang digambarkan pada tahap kedua. Akan timbul gejala penyesuain diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit
arteri colonel, bisul, kolistis. Tanpa ada usaha melawan, kelelehan bahkan
kematian dapat terjadi (selye,1956,1974).
Bila tubuh terekspos pada stressor
yang sama dalam waktu yang sangat lama secara terus menerus,maka tubuh yang
semula telah biasa menyesuaikan diri,akan kehabisan energy untuk
beradaptasi.Pada keadaan ini timbul kembali tanda-tanda,namun pada tahap ini
bersifat irreversible, individu akan
meningkat,Daya tahan yubuh terhadap suatustresor tidak dapat dianggap bertahan
selamanya,karena pada suatu saat energy untuk adaptasi itu akan habis.
Selye menunjukkan penelitian yang
ekstensif pada suatu tempat percobaan buatan yang terkontrol dengan binatang
percobaan sebagai subyek.Dia menemukan akibat fsikologis dengan stimulasi
(rangsangan) fisik,seperti menghadapkan subyek terhadap temperature panas atau
dingin,kejutan listrik,injeksi zat beracun,isolasi fisik dan luka beda.Sejak
penerbitan hasil penelitiannya ,studi-studi lain telah mengungkapkan bahwa
syndrome “ fight or flight”gejalanya Nampak pada efek fsikologis atau
rangsangan emosi seperti juga pada
rangsangan fisik,dan karenanya tubuh mungkin kehabisan energy penyesuaiannya
lebih cepat pada stress fisikologis dari pada penyakit fisik.
Tehnik-Tehnik
Penerangan Pikiran:
a.
Meditasi:
Pada
awalnya meditasi adalah nama generik yang diberikan untuk belajar agama di
daerah Timur. Tujuan utama dalam meditasi (a) perenungan dan kebijaksanaan, (b)
perubahan dalam kesadaran (c) relaksasi (L. Lichstein, 1988). Efek meditasi
oleh banyak pakar diyakini membawa dampak positif bagi kehidupan manusia
(Satiadarma, 1998). Dewasa ini meditasi digunakan dalam banyak hal. Ada yang
melaksanakan meditasi untuk mendapatkan kedamaian dan kekuatan jiwa. Istilah
meditasi telah dikenal luas baik, baik dari pendekatan awam maupun ilmiah. Akan
tetapi banyak orang yang belum memahami tentang meditasi itu sendiri. Berikut
akan dikupas kajian mengenai meditasi
Kebanyakan
orang mempersepsikan meditasi dengan ritual agama tertentu bahkan ada yang
mengkaitkan perdukunan atau klenik. Walsh, Orntein, dan Maupin (dalam Subandi
dkk, 2002) meditasi adalah suatu teknik latihan dalam meningkatkan kesadaran,
dengan membatasi kesadaran pada satu objek stimulasi yang tidak berubah pada
waktu tertentu untuk mengembangkan dunia internal atau dunia batin seseorang,
sehinga menambah kekayaan makna hidup baginya. Iskandar (2008) meditasi adalah
latihan olah jiwa yang dapat menyeimbangkan fisik, emosi, mental, dan spiritual
seseorang. Beberapa ahli memberikan istilah lain tentang meditasi (dalam P.
Satiadarma, 1998) yaitu Visualisasi (Epstein, 1988; Fanning, 1988), relaksasi
(Benson, 1975), mind-body healing (Rossi, 1988), dan Mind-body medicine
(Goleman&Gurin, 1993).
b.
Autogenik:
Menerapkan
teknik-teknik relaksasi dalam kehidupan sehari-hari dapat mengurangi gejala
stres dengan mekanisme, antara lain: Memperlambat detak jantung,menurunkan
tekanan darah,memperlambat laju pernapasan,meningkatkan aliran darah ke
otot-otot utama,mengurangi ketegangan otot dan sakit kronis,meningkatkan
konsentrasi,mengurangi
kemarahan dan frustrasi,meningkatkan kepercayaan diri untuk menangani masalah.Untuk
mendapatkan manfaat positif yang paling efektif adalah dengan menggunakan
teknik relaksasi bersama dengan kegiatan positif lain, seperti berolahraga,
cukup tidur, dan memiliki waktu yang berkualitas bersama keluarga dan
teman-teman yang mendukung. Jenis teknik relaksasi Teknik relaksasi dapat
diajarkan oleh dokter, terapis, dan petugas kesehatan lainnya. Namun mempelajari beberapa teknik relaksasi
juga dapat dilakukan dengan belajar sendiri. ada beberapa jenis utama teknik
relaksasi yang mudah dilakukan sehari-hari, antara lain:
1.
Autogenic relaxation
Relaksasi
jenis ini dilakukan dengan menggunakan kedua bayangan visual dan kesadaran
tubuh untuk mengurangi stres. Seseorang dapat mengulangi kata-kata atau saran
dalam pikiran untuk merilekskan dan mengurangi ketegangan otot.
2.
Progressive muscle relaxation
Teknik
relaksasi ini dilakukan dengan cara fokus pada kontraksi dan relaksasi pada
otot-otot tubuh. Latihan ini membantu seseorang untuk fokus pada perbedaan
antara ketegangan dan relaksasi otot. Salah satu metode relaksasi otot
progresif adalah dengan menegangkan dan mengendurkan otot-otot jari-jari kaki
dan secara progresif bekerja hingga leher dan kepala. Teknik ini juga dapat
dimulai dari kepala dan leher dan bekerja turun ke jari-jari kaki.
3.
Visualisasi
Dalam
teknik relaksasi, dapat dilakukan dengan membentuk citra mental untuk mengambil
sebuah perjalanan visual untuk situasi dan kondisi yang damai. Selama
visualisasi, cobalah untuk menggunakan indera sebanyak mungkin.
Teknik
relaksasi sangat penting dilaksanakan untuk mencegah dan mengatasi stress yang
Anda alami. Coba ingat-ingat hari-hari Anda akhir-akhir ini, apakah Anda sering
mengalami sulit tidur, sulit berkonsentrasi, dan juga rasa cemas yang
berlebihan? Berhati-hatilah karena mungkin saja anda sedang mengalami stres!
Relaksasi yang Anda lakukan dapat juga mengatasi akibat yang ditimbulkan oleh
stres itu sendiri. Relaksasi amatlah penting karena pada saat relaksasi, tubuh
dan pikiran akan mengaktifkan gen-gen dalam tubuh yang berperan sebagai
penghalau penyakit sehingga tubuh terhindar dari penyakit. Selain itu,
relaksasi juga dapat meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi sehingga
kemampuan menangkap informasi meningkat, begitupun juga mengurangi trauma dan
rasa cemas berlebih serta sulit tidur. Teknik relaksasi merupakan bagian
penting untuk mengatasi stres. Relaksasi bukan hanya tentang ketenangan pikiran
atau menikmati hobi. Relaksasi adalah proses yang menurunkan keausan pada
pikiran dan tubuh dari tantangan dan kerepotan dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Pelatihan Reaksi Neuromuscular:
Neuromuskuler
adalah dua system yang tidak dapat di pisahkan dalam kehidupan sehari-hari ,
terutama dalam keadaan olahraga. Muskuler (perototan) dalam funsinya adalah
mengerut /memendek/kontraksi. Dalam pemendekan , otot di rangsang (dikontrol)
oleh system neoru/saraf sehingga otot
terkontrol kekuatan,akurasi, dan power –nya. Hal ini di sebabkan semakin besar
berkehendak ,semakin kuat dan cepat kontraksinya sehingga tidak mungkin otot
menampilkan kerjanya dengan baik tampa sumbangan dari saraf.dalam bahasa
Indonesia
Neoro = saraf dalam
bahasa Indonesia berfungsi menerima sensor (penerima rangsaan) dan muskeler
adalah otot sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama.
Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot
jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari
organ dalam organisme tersebut.
1. Jaringan saraf, jenis – jenis saraf dan
fungsinya
Jaringan adalah sekumpulan
sel yang pekerjaaannya tersusun menjadi satu dan mempunyai fungsi tertentu.
Jaringan ini dibagi menjadi jaringan penutup, jaringan penunjang, jaringan otot, jaringan saraf, jaringan
cairan. Berdasarkan jenis dan fungsinya yaitu:
· Syaraf sensori menyampaikan informasi
dari luar ke sistem syaraf pusat;
· Syaraf motorik menyampaikan informasi
dari sistem syaraf pusat ke organs efektor, yaitu otots dan kelenjars;
· Refleks merupakan kerja sama antara
sya-raf sensori, syaraf motorik dan sistem sya-raf pusat,
Sistem
saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya
saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai ( berurutan )antara reseptor
dan efector. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya
yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari
dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap
ransangan. Contohnya kelenjar dan otot.
Sistem
saraf yang terdiri dari jutaan sel saraf ( neuron ) memiliki fungsi mengirimkan
pesan ( impuls ) yang berupa ransang atau tanggapan. Pada struktur sel saraf,
setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma
dan inti sel. Dari badan sel inilah keluar dua macam serabut saraf, yaitu
dendrit dan akson (neurit ). Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel
saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan
lain.
Tipe-Tipe Stres dari
Psikologi:
Tiga tipe stres menurut Schafer (2000),
adalah: (1) Neustres (stres yang netral). Stres menjadi sesuatu yang
netral ketika seseorang merespon tuntutan dari dalam maupun luar dirinya dengan
netral. Pikiran dan tubuh dipacu, tetapi dampak yang dirasakan dari tuntutan
yang ada hanya sedikit dan seseorang itu mampu menjalani kehidupannya seperti
biasa;
(2) Distres (stres yang bersifat
negatif). Seseorang menganggap pengalaman atau peristiwa yang dialaminya itu
membahayakan tergantung pada derajat apakah seseorang menerima stresor
itu sebagai sesuatu yang melebihi kemampuannya untuk ditangani, dan apakah itu
mengancam kesejahteraannya (Lazarus & Folkman, 1984). Simptom-simptom
distres antara lain: konsentrasi yang rendah, mudah marah, tangan sering
berkeringat, pundak terasa kaku, cemas, depresi, dan berbicara dengan cepat. Di
dalam keluarga, adanya kondisi distres pada salah satu anggota, terutama
orangtua, dapat menimbulkan masalah, seperti: ketegangan di dalam keluarga,
teredamnya kebebasan berekspresi, konflik terbuka, menjatuhkan secara
psikologis, rendahnya harga diri anggota keluarga yang lain, tidak memberikan
perhatian penuh pada kebutuhan fisik dan emosi anggota keluarga yang lain, dan
menyebabkan kehancuran dalam keluarga;
(3) Positive Stres. Stres yang
memberikan manfaat ketika muncul, antara lain: (a) membantu merespon dengan
cepat dan segenap tenaga dalam keadaan darurat; (b) membantu menyadari potensi
diri yang sesungguhnya; (c) berguna untuk tampil dengan baik ketika berada di
bawah tekanan (seperti wawancara kerja); dan (d) membantu mendorong seseorang ke
titik batas.
Artikel Stress Positif
Pada saat saya memasuki kelas 3SMA, saya sudah
dihadapkan dengan latihan ujian atau yang sering kita sebut try out untuk
mempersiapkan Ujian Akhir Nasional . Maka dari itu sekolah pun mengadakan
Pendalaman Materi juga demi untuk anak siswanya mendapatkan nilai akhir yang
baik. Hal itu membuat anak-anak mengalami stress dan ketakutan, termasuk saya.
Tetapi saya menghadapi stress tersebut dengan positif yaitu dengan belajar giat
dan tekun setiap pulang waktu sekolah bersama teman-teman sehingga saya mampu
mendapatkan nilai akhir bidang matematika dengan memuaskan.
Artikel Stress Negatif
Waktu saya SD sekitar usia 10 tahun ,saya lupa
mengerjakan Pekerjaan Rumah untuk hari itu, sehingga saya merasa ketakutan dan
saya langsung berpura-pura sakit agar tidak
disuruh masuk sekolah. Karena saya merasa stress dan takut menghadapi
dimarahi guru karena tidak mengerjakannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.psychologymania.com/2012/06/kepribadian-ekstrovert-dan-introvert.html?g_q=pengertian%20introvert%20dan%20ekstrovert
http://sosbud.kompasiana.com/2011/03/27/fleksibilitas-350753.html
http://www.duniapsikologi.com/narsis-pengertian-definisi-dan-asal-mulanya/
http://pkbmpls.wordpress.com/2008/02/06/pengertian-pendidikan-kecakapan-hidup-life-skills/
http://www.forumsains.com/biologi-smu/pengertian-adaptasi/?g_q=pengertian%20%20beradaptasi
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2175756-pengertian-internalisasi-nilai/