Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang pertama kali saya mengenal internet. Saya mengenal internet tepatnya waktu saya kelas 1 SMP, ketika itu saya diajak teman saya ke warnet buat mencari contoh soal untuk ujian yang akan kami hadapi. pada awalnya saya sama sekali awam tentang apa itu internet, di warnetpun saya hanya memperhatikan teman saya yang asik membuka situs-situs di situs pencarian yang bernama Google. Setelah itu saya sering mengajak teman saya untuk minta diajarkan tentang internet, dari situ saya mulai mengenal yang namanya friendster walaupun saya belum terlalu mengerti kegunaannya, lalu kemudian beralih ke facebook, hingga akhirnya saya mengenal yang namanya blog sekarang ini. Hingga saat ini saya masih sering menggunakan internet untuk mencari berbagai macam informasi.
Sabtu, 27 Oktober 2012
Jumat, 19 Oktober 2012
KELOMPOK KERJA VIRTUAL
Kemampuan bersosialisasi dan bekerjasama yang tinggi dari para professional membuat mereka mampu membentuk kelompok kerja virtual. Berkumpul dan membentuk team saat ada pekerjaan yang harus ditangani dan membubarkan diri ketika pekerjaan tersebut telah selesai. Team kerja virtual seperti itu hanya bisa dibentuk oleh para professional yang sudah bisa bertindak sebagai agen indenpenden bagi dirinya sendiri. Mereka hanya jadi terikat ketika sedang menangani suatu proyek yang dikerjakan oleh team virtual.
Para professional yang sudah menjelma menjadi agen-agen bebas itu telah melahirkan dunia kerja baru yang kurang lebih berfungsi seperti sistem kekebalan. Ketika sel-sel bebas tersebut berkeliaran sebagai individu untuk mendeteksi suatu kebutuhan yang mendesak, secara spontan mereka akan berkumpul dan membentuk sebuah organisasi virtual dengan kerjasama yang sangat kuat untuk menangani pemenuhan kebutuhan tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai ditangani, agen-agen bebas tersebut kembali berkeliaran masing-masing untuk mendeteksi kebutuhan mendesak lainnya. Begitulah seterusnya.
Kemudahan dan keakraban dalam menggunakan perangkat telekomunikasi menjadi sarana jitu untuk saling menghubungkan agen-agen tersebut jika suatu saat dibutuhkan. Dalam konteks organisasi, kelompok kerja virtual ini, yang masing-masing merupakan perpaduan sejumlah bakan dan keahlian khusus, bisa muncul dan melintasi batas-batas organisasi konvensional seperti yang terdapat pada perusahaan umumnya.
Modus kerja seperti itu sudah umum dan sejak lama terjadi pada industri hiburan, dengan dibentuknya sebuah organisasi semu selama penanganan suatu proyek, yang kemudian bubar setelah proyek tersebut selesai dikerjakan. Menurut para pengamat dunia kerja, ini akan menjadi standard dunia kerja masa depan.
Team kerja virtual bisa sangat luwes dan terampil karena memang dipimpin oleh siapa saja yang memiliki keahlian dan keterampilan yang paling diperlukan dalam penanganan suatu proyek. Bukan oleh seseorang yang kebetulan menduduki jabatan manager dalam perusahaan. Kelompok kerja khusus sekarang makin disukai oleh banyak perusahaan. Ini dikarenakan kemampuan mereka dalam menggali kemampuan-kemampuan yang sebelumnya tersembunyi dan menjadi muncul ke permukaan melalui acara-acara bebas untuk berbincang dan bertukar informasi atau gagasan.
Kini pertanyaannya adalah, apakah dunia kerja baru tersebut akan bertambah suram karena tekanan pekerjaan yang terus-menerus hingga merampas kesempatan kita untuk menikmati hidup ini? Apakah ada cara-cara yang bisa digunakan untuk membuat pekerjaan kita menjadi menggairahkan, memuaskan, dan mendewasakan? Karena bagaimana pun kita adalah manusia dengan sifat kemanusiaannya, bukan robot yang bagaimana pun canggihnya tetap tanpa emosi dan keinginan.
SOURCE:
http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/kelompok-kerja.html
http://ujianpakarif.wordpress.com/2009/06/09/kelompok-dan-tim-kerja/
http://www.elbirtus.info/2012/08/pengertian-virtual.html
http://prokimal-online.blogspot.com/2011/12/team-kerja-virtual-dan-dunia-kerja-masa.html
http://widya-tri.blogspot.com/2012/10/kelompok-kerja-virtual.html
http://fnibrass.blogspot.com/2012/10/komunitas-online-polarisasi-kelompok.html
http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kelompok-dan-tim-dalam-organisasi.html
http://library.usu.ac.id/download/ft/elektro-rizal%20batubara.pdf
http://www.mdp.ac.id/materi/2011-2012-2/SI216/021010/SI216-021010-737-4.pdf
http://putrisonia33.blogspot.com/2012/10/komunitas-online-online-tentunya.html
Para professional yang sudah menjelma menjadi agen-agen bebas itu telah melahirkan dunia kerja baru yang kurang lebih berfungsi seperti sistem kekebalan. Ketika sel-sel bebas tersebut berkeliaran sebagai individu untuk mendeteksi suatu kebutuhan yang mendesak, secara spontan mereka akan berkumpul dan membentuk sebuah organisasi virtual dengan kerjasama yang sangat kuat untuk menangani pemenuhan kebutuhan tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai ditangani, agen-agen bebas tersebut kembali berkeliaran masing-masing untuk mendeteksi kebutuhan mendesak lainnya. Begitulah seterusnya.
Kemudahan dan keakraban dalam menggunakan perangkat telekomunikasi menjadi sarana jitu untuk saling menghubungkan agen-agen tersebut jika suatu saat dibutuhkan. Dalam konteks organisasi, kelompok kerja virtual ini, yang masing-masing merupakan perpaduan sejumlah bakan dan keahlian khusus, bisa muncul dan melintasi batas-batas organisasi konvensional seperti yang terdapat pada perusahaan umumnya.
Modus kerja seperti itu sudah umum dan sejak lama terjadi pada industri hiburan, dengan dibentuknya sebuah organisasi semu selama penanganan suatu proyek, yang kemudian bubar setelah proyek tersebut selesai dikerjakan. Menurut para pengamat dunia kerja, ini akan menjadi standard dunia kerja masa depan.
Team kerja virtual bisa sangat luwes dan terampil karena memang dipimpin oleh siapa saja yang memiliki keahlian dan keterampilan yang paling diperlukan dalam penanganan suatu proyek. Bukan oleh seseorang yang kebetulan menduduki jabatan manager dalam perusahaan. Kelompok kerja khusus sekarang makin disukai oleh banyak perusahaan. Ini dikarenakan kemampuan mereka dalam menggali kemampuan-kemampuan yang sebelumnya tersembunyi dan menjadi muncul ke permukaan melalui acara-acara bebas untuk berbincang dan bertukar informasi atau gagasan.
Kini pertanyaannya adalah, apakah dunia kerja baru tersebut akan bertambah suram karena tekanan pekerjaan yang terus-menerus hingga merampas kesempatan kita untuk menikmati hidup ini? Apakah ada cara-cara yang bisa digunakan untuk membuat pekerjaan kita menjadi menggairahkan, memuaskan, dan mendewasakan? Karena bagaimana pun kita adalah manusia dengan sifat kemanusiaannya, bukan robot yang bagaimana pun canggihnya tetap tanpa emosi dan keinginan.
SOURCE:
http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/kelompok-kerja.html
http://ujianpakarif.wordpress.com/2009/06/09/kelompok-dan-tim-kerja/
http://www.elbirtus.info/2012/08/pengertian-virtual.html
http://prokimal-online.blogspot.com/2011/12/team-kerja-virtual-dan-dunia-kerja-masa.html
http://widya-tri.blogspot.com/2012/10/kelompok-kerja-virtual.html
http://fnibrass.blogspot.com/2012/10/komunitas-online-polarisasi-kelompok.html
http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kelompok-dan-tim-dalam-organisasi.html
http://library.usu.ac.id/download/ft/elektro-rizal%20batubara.pdf
http://www.mdp.ac.id/materi/2011-2012-2/SI216/021010/SI216-021010-737-4.pdf
http://putrisonia33.blogspot.com/2012/10/komunitas-online-online-tentunya.html
POLARISASI KELOMPOK
Bagaimana mungkin efek polarisasi diterangkan? Satu pandangan awal mungkin adalah untuk melihatnya sebagai artefak statistik, yaitu: ketika kita sudah melihat lebih awal, jika anggota group ditarik secara acak dari suatu populasi dan kemudian didapat 70 persen mempunyai suatu pilihan tertentu, maka lebih dari 70 persen dari keputusan kelompok akan mencerminkan pilihan itu (dengan assumsi aturan mayoritas). Bagaimanapun, pembuatan keputusan kelompok bukanlah suatu unsur yang penting dalam prosedur yang mengerucut ke arah polarisasi; suatu periode diskusi yang ringkas yang diikuti oleh tanggapan individu akan menghasilkan pula suatu pergeseran didalam kelompok rata-rata ( Myers dan Lamm, 1976). Hal ini berarti suatu pergeseran didalam pilihan individu terjadi sebagai hasil proses kelompok.
Penjelasan yang lebih tepat didasarkan pada proses informasi dan berdasarkan norma pengaruh dibahas dalam konteks penyesuaian. Sejauh sesuatu yang informasional mempengaruhi, ’jumlah yang lebih besar’ dari argumentasi dan fakta yang dikemukakan selama diskusi maka kelompok akan mendukung ‘kecenderungan awal’ para anggota kelompok. Ini mengkonfirmasikan anggota kelompok didalam pendapat mereka. Fakta bahwa informasi yang konsisten dengan kepercayaan utama seseorang lebih mungkin dicatat dan diambil dengan serius juga berperan untuk perwujudan ini ( Ferrell, 1985; Myers dan Lamm, 1976).
Pengaruh berdasarkan norma menuntun ke arah polarisasi melalui milik anggota kelompok yang berhubungan dengan self-perception dan self-presentation yang dikehendaki. Hal-hal dimana dirasa anggota kelompok lain mempunyai arah pendapat yang lebih ekstrim dari kecenderungan mereka sendiri, maka secara sosial lebih diinginkan dibanding anggota kelompok dengan kecenderungan berbeda.
Suatu komunikator ekstrim dari suatu pendapat yang dapat diperbandingkan ke posisi diri sendiri dirasakan sebagai yang lebih berkompeten dan polos dibanding suatu komunikator moderat ( Myers dan Lamm, 1976). Keinginan untuk diterima oleh anggota kelompok yang lebih ekstrim, dan kecenderungan untuk merasa dan menyajikan dirinya sebagai anggota dari suatu dengan baik dirasa ’ didalam-kelompok’ keduanya berperan untuk efek polarisasi. Efek ini diperkuat oleh komitmen lisan bagi suatu posisi yang dinyatakan lebih dahulu didalam diskusi kelompok: setelah itu suatu perubahan posisi didalam arah kecenderungan awal ( yaitu. polarisasi) adalah lebih mudah dilaksanakan dibanding suatu perubahan dalam arah kebalikannya ( Ferrell, 1985; Myers dan Lamm, 1976).
Kedua format pengaruh tersebut adalah penting. Kepentingan relatifnya ( mengenai polarisasi seperti halnya untuk penyesuaian) tergantung pada jenis interaksi dan jenis tugas. Jika interaksi didalam kelompok sebagian besar merupakan socio-emotional yang alamiah, maka pengaruh berdasarkan norma menjadi lebih penting. Tugas dalam mengarahkan interaksi menjadi lebih betul-betul dihubungkan dengan pengaruh dan bujukan informasionil. Sejauh tentang jenis tugas terkait, didalam tugas-tugas judgemental pengaruh berdasarkan norma relatif lebih penting, dan didalam tugas intellective lebih berpengaruh dalam informasi ( Kaplan, 1987).
SOURCE:
http://www.scribd.com/doc/49511857/DASAR-perilaku-kelompok
http://books.google.co.id/books?id=qPFDETMhBckC&pg=PA112&lpg=PA112&dq=polarisasi+kelompok&source=bl&ots=CRp1mgua6_&sig=WRYDgup2vMJ4WgWpw-4IvJ0Zjg8&hl=id&sa=X&ei=y3eBUN38D4K3rAeg1YDoDQ&sqi=2&ved=0CEkQ6AEwBg#v=onepage&q=
http://www.bintan-s.web.id/2011_07_01_archive.html
http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-kelompok.html
http://www.scribd.com/doc/47294439/SISTEM-KOMUNIKASI-KELOMPOK
http://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-kelompok/
http://www.elbirtus.info/2012/08/arti-polarisasi.html
http://bukunnq.wordpress.com/makalah-pengambilan-keputusan-secara-objektif-dan-konstruktif/
http://nemu.wordpress.com/2009/11/
http://www.anneahira.com/komunikasi-kelompok-24701.htm
KOMUNITAS ONLINE
Pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi(TIK) di Indonesia mengalami perkembangan yang luar biasa seiring kemajuan pesat teknologi itu sendiri. Pengguna sosial media seperti Facebook,Twitter,Blog,You Tube,Koprol,Kaskus,MIG33 meningkat tajam di Indonesia. Data dari PB+ 2010 menyebutkan bahwa pengguna Blog di Indonesia hampir mencapai 2 juta orang,sedang pengguna Facebook di Indonesia mencapai 25 juta orang per Juli 2010,bahkan pengguna Twitter di Indonesia berada diperingkat 6 dunia(2,41% dari total pengguna twitter dunia). Ini membuktikan bahwa orang Indonesia sangat gemar untuk berinteraksi dan berteman. Dari interaksi-interaksi yang intens antar sesama pengguna sosial media,terciptalah beragam komunitas online.
Berbicara tentang komunitas,ada baiknya kita mengetahui dulu apa arti dari komunitas itu. Komunitas adalah kumpulan orang yang saling berinteraksi diantara anggotanya berdasarkan adanya kesamaan. Komunitas terbentuk bisa karena kesamaan asal daerah dari anggotanya(misal: Paguyuban Madura,Komunitas Lampung,Komunitas Anak Medan), kesamaan nama(misal: Komunitas Asep), kesamaan hobby(misal: Komunitas Mancing Mania,Komunitas Parkour), kesamaan profesi(misal: Lawyer Club, Ikatan Akuntan Indonesia), kesamaan menggunakan produk tertentu(misal : Komunitas Yamaha Club,Komunitas Honda Tiger), kesamaan ngefans klub olahraga(misal : komunitas MU Mania,Jak Mania),kesamaan menggunakan platform online tertentu(misal: Komunitas Blogger,Tweeps,Facebooker).
Sebuah komunitas harus melakukan kegiatan rutin yang menandakan bahwa komunitas itu eksis. Dengan kata lain sebuah komunitas tanpa kegiatan menandakan komunitas itu mati. Beberapa contoh kegiatan rutin komunitas:Komunitas Parkour Jakarta rutin melakukan latihan fisik di Senayan setiap weekend, Komunitas Sepeda Onthel rutin ngumpul dan bersepeda ria saat Car Free day, Komunitas B-H-I rutin nongkrong bareng Jumat malam di seputar Bunderan HI. Tentunya orang-orang yang bergabung dalam sebuah komunitas melakukan satu kegiatan bersama dalam suasana bersahabat dan menyenangkan..
KOMUNITAS ONLINE dan KEUNIKANNYA
Komunitas online merupakan komunitas yang mempunyai keunikan tersendiri. Dibilang unik karena para anggota didalam sebuah komunitas online bisa secara bersama-sama melakukan suatu aksi tanpa harus berkumpul di satu tempat. Onliner New York,Denpasar,Palu,Jakarta,Seoul,Semarang,Surabaya,Bandung yang bergabung dalam sebuah komunitas dapat melakukan satu aksi kampanye secara berbarengan melalui internet (contoh: Kampanye anti Global Warming,kampanye dukung Pulau Komodo,kampanye gemar membaca buku). Namun onliner juga manusia,merasa tak afdol jika belum berinteraksi langsung secara fisik dengan onliner lainnya. Terjadilah pertemuan para onliner di dunia nyata yang umumnya dinamakan Kopdar. Kopdar adalah suatu bentuk komunikasi nyata pelaku dunia maya dimana orang yang ikut kopdar itu bisa saling berkenalan secara pribadi atau sharing ilmu dan pengalaman. Tak bisa dipungkiri bahwa secara psikologis jika sesorang rutin bertemu dan berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai kesamaan minat di sebuah komunitas akan menimbulkan ikatan emosional tersendiri dihati orang tersebut terhadap komunitasnya.
Komunitas Online - Perananannya dalam Masyarakat
Di era internet siapapun bisa membuat dan menyebarkan informasi. Namun sepenting apapun informas itu,bila hanya disuarakan satu orang onliner tentu saja gaungnya tidak akan kedengaran. Disinilah peran sebuah komunitas online diperlukan. Sebuah informasi bila disuarakan secara bersama-sama oleh komunitas Online tentu gaungnya akan besar terdengar,yang bisa menarik perhatian media mainstream maupun pemerintah. Setelah diberitakan oleh media mainstream tentunya informasi penting yang digaungkan para onliner ini akan menjadi informasi yang diketahui banyak orang.
Komunitas online juga dapat membentuk suatu aksi sosial ditengah masyarakat. Aksi-aksi sosial yang dilakukan komunitas online ini pada umumnya merupakan kegiatan positif yang nyata dengan tujuan membuat suatu perubahan yang lebih baik didalam masyarakat. Beberapa contoh aksi sosial yang dilakukan komunitas online: Aksi berinternet sehat dan belajar ngeblog oleh BandungBlogVaganza, Aksi Gerakan Berbagi dan kampanye keselamatan berkendara oleh DBLOGGER, aksi mengumpulkan buku untuk disumbangkan oleh DOT’S.
Sosial media yang digunakan oleh komunitas online dapat menjadi kekuatan yang dahsyat melawan ketidakadilan,penyimpangan,dan kesewenang-wenangan hukum dan juga pemerintah yang berkuasa. Baru-baru ini kita melihat betapa dahsyatnya sosial media membentuk kekuatan massa, yang bisa menjatuhkan pemerintah yang berkuasa,seperti yang terjadi di Tunisia dan Mesir. Di Indonesia sendiri kekuatan aksi komunitas online sudah terbukti bisa melawan ketidakadilan dalam hukum,seperti yang terjadi pada Gerakan Koin Prita dan Gerakan dukung Bibit-Chandra.
Komunitas online merupakan sebuah bentuk peradaban baru di kehidupan manusia. Komunitas online yang menggunakan sosial media sebagai alatnya, secara perlahan membuat revolusi didalam kehidupan masyarakat,menjadi penggerak sebuah perubahan dalam berbagai bidang,baik dibidang sosial,politik,ataupun ekonomi.
SOURCE :
http://books.google.co.id/books?id=OksJfLKlET4C&pg=PA15&lpg=PA15&dq=pengertian+komunitas+online&source=bl&ots=qJKspf1BZW&sig=TH26UXaF9il5hC305TUixbkNNF0&hl=id&sa=X&ei=T3WBULOED4aIrAeimYCwDQ&ved=0CCQQ6AEwAg#v=onepage&q=
http://www.scribd.com/doc/67243401/Pola-Komunikasi-pada-Komunitas-Offline-Online
http://frontlinerinc.com/2012/02/pengaruh-komunitas-sosial-terhadap-keputusan-pembelian-dan-sikap-terhadap-merek-part-1/
http://aryowidiantoko.blogspot.com/2012/06/review-beberapa-komunitas-online-di.html
http://dayabisnis-online.blogspot.com/2009/02/bergabung-dengan-komunitas-online.html
http://momoncomputer.blogspot.com/2011/03/pengertian-komunitas-maya.html
http://djepok.blogspot.com/2011/09/arti-komunitas.html
http://kompasonline.blogspot.com/2011/02/pengertian-komunitas-blogger.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas_maya
http://www.komputerartikel.com/marketing-by-group-online-community-for-marketing/
Kamis, 11 Oktober 2012
KECANDUAN INTERNET
Kecanduan internet mempunyai gejala serupa dengan kecanduan
obat-obatan. Hal itu secara khusus telah diteliti di negara-negara di
Asia seperti China dan Korea Selatan.
Seperti diwartakan laman Medindia, Internet tak diragukan lagi menjadi sebuah bagian penting dari hidup kita. Dengan informasi yang tersedia langsung, internet membantu kita bisa tetap mengimbangi dunia yang bergerak cepat ini.
Situs jejaring sosial telah menambahkan dimensi kepada hidup dan orang tiba-tiba mudah menemukan banyak teman.
Dengan internet sebagai teman terdekat setiap saat, hal itu kecanduan internet adalah hal yang bukan mustahil.
Beberapa ahli kejiwaan menyebut keadaan itu sebagai Internet Addiction Disorder or Problematic Internet Use (Gangguan kecanduan internet atau penggunaan internet yang problematik).
Para ahli membandingkan kecanduan internet dengan substansi lain seperti tembakau,alkohol dan obat-obatan.
Mereka juga menyarankan bahwa hal itu harus disertakan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition, (DSM-V) sebagai gangguan kejiwaan.
Apa itu gangguan kecanduan internet? Kondisi itu pertama kali ditemukan oleh seorang ahli jiwa bernama Ivan Goldberg. Seseorang yang menderita kondisi ini akan menunjukkan gejala ini :
Kecanduan internet ada tiga jenis :
Di Korea Selatan sudah ada 10 peristiwa kematian di internet kafe terkait sakit jantung dan masalah lainnya, begitu juga dengan pembunuhan terkait game.
Sebuah laporan dari China mengungkap bahwa setidaknya satu dari enam orang pengguna internet di China kecanduan terhadap internet sampai batas tertentu.
Kecanduan internet dapat secara khusus menjadi masalah bagi kaum remaja dan anak muda, yang kurang memiliki peraturan iri dan lebih rentan pengaruh media.
Kecanduan internet masih jadi perdebatan untuk masuk dalam gangguan kejiawaan atau tidak. Para pasien yang mengalami kecanduan internet juga sering mengalami kondisi kejiwaan lain seperti kurang perhatian gangguan hiperaktif, depresi, kecemasan, rendah kepercayaan diri, impulsif, tak tahu malu, dan cenderung mau bunuh diri.
Selain itu, kecanduan terhadap internet bisa merupakan menjadi bagian dari kondisi-kondisi tersebut dan bukanlah entitas yang terpisahkan.
Para ahli kejiwaan harus waspada selama menangani pasien muda dengan kondisi, seperti depresi dan harus memahami mengenai kecanduan internet.
Data yang dikumpulkan oleh penelitian lain menunjukkan variasi yang besar dalam konteks dari tipe orang pada risiko mengalami kecanduan internet.
Sebagai contoh, kebanyakan penelitian menemukan kecanduan internet lebih umum terjadi pada laki-laki, tetapi beberapa menemukan jumlah perempuan lebih besar atau tak ada perbedaan gender.
source:
http://www.antaranews.com/berita/330249/kecanduan-internet-berhubungan-dengan-mutasi-gen
http://www.merdeka.com/sehat/kecanduan-internet-termasuk-gangguan-mental.html
http://muda.kompasiana.com/2012/05/12/kecanduan-internet-penyakit-baru-anak-muda-kita/
http://intisari-online.com/read/gangguan-jiwa-karena-kecanduan-internet
http://techno.okezone.com/read/2012/08/30/56/682943/kecanduan-internet-berhubungan-dengan-mutasi-gen
http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/12/08/30/m9k83v-kecanduan-internet-berhubungan-dengan-mutasi-gen
http://kunjunganartikel.blogspot.com/2012/01/awas-kecanduan-internet-picu-kerusakan.html
http://www.tempo.co/read/news/2012/01/16/060377574/Kecanduan-Internet-Bisa-Mengubah-Otak
http://sidomi.com/57244/kecanduan-internet-sebabkan-gangguan-otak/
http://health.liputan6.com/read/441582/awas-gangguan-mental-akibat-kecanduan-internet
Seperti diwartakan laman Medindia, Internet tak diragukan lagi menjadi sebuah bagian penting dari hidup kita. Dengan informasi yang tersedia langsung, internet membantu kita bisa tetap mengimbangi dunia yang bergerak cepat ini.
Situs jejaring sosial telah menambahkan dimensi kepada hidup dan orang tiba-tiba mudah menemukan banyak teman.
Dengan internet sebagai teman terdekat setiap saat, hal itu kecanduan internet adalah hal yang bukan mustahil.
Beberapa ahli kejiwaan menyebut keadaan itu sebagai Internet Addiction Disorder or Problematic Internet Use (Gangguan kecanduan internet atau penggunaan internet yang problematik).
Para ahli membandingkan kecanduan internet dengan substansi lain seperti tembakau,alkohol dan obat-obatan.
Mereka juga menyarankan bahwa hal itu harus disertakan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition, (DSM-V) sebagai gangguan kejiwaan.
Apa itu gangguan kecanduan internet? Kondisi itu pertama kali ditemukan oleh seorang ahli jiwa bernama Ivan Goldberg. Seseorang yang menderita kondisi ini akan menunjukkan gejala ini :
- Sering lupa waktu atau mengabaikan hal-hal yang mendasar saat mengakses internet terlalu lama.
- Gejala menarik diri seperti merasa marah, tegang, atau depresi ketika internet tidak bisa diakses.
- Munculnya sebuah kebutuhan konstan untuk meningkatkan waktu yang dihabiskan.
- Kebutuhan akan peralatan komputer yang lebih baik dan aplikasi yang lebih banyak untuk dimiliki memiliki derajat kepuasan yang sama.
- Sering berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara sosial, dan kelelahan. Ini merupakan dampak negatif dari penggunaan Internet yang berkepanjangan.
Kecanduan internet ada tiga jenis :
- Bermain game yang berlebihan
- Kegemaran seksual
- Email/ pesan teks
Di Korea Selatan sudah ada 10 peristiwa kematian di internet kafe terkait sakit jantung dan masalah lainnya, begitu juga dengan pembunuhan terkait game.
Sebuah laporan dari China mengungkap bahwa setidaknya satu dari enam orang pengguna internet di China kecanduan terhadap internet sampai batas tertentu.
Kecanduan internet dapat secara khusus menjadi masalah bagi kaum remaja dan anak muda, yang kurang memiliki peraturan iri dan lebih rentan pengaruh media.
Kecanduan internet masih jadi perdebatan untuk masuk dalam gangguan kejiawaan atau tidak. Para pasien yang mengalami kecanduan internet juga sering mengalami kondisi kejiwaan lain seperti kurang perhatian gangguan hiperaktif, depresi, kecemasan, rendah kepercayaan diri, impulsif, tak tahu malu, dan cenderung mau bunuh diri.
Selain itu, kecanduan terhadap internet bisa merupakan menjadi bagian dari kondisi-kondisi tersebut dan bukanlah entitas yang terpisahkan.
Para ahli kejiwaan harus waspada selama menangani pasien muda dengan kondisi, seperti depresi dan harus memahami mengenai kecanduan internet.
Data yang dikumpulkan oleh penelitian lain menunjukkan variasi yang besar dalam konteks dari tipe orang pada risiko mengalami kecanduan internet.
Sebagai contoh, kebanyakan penelitian menemukan kecanduan internet lebih umum terjadi pada laki-laki, tetapi beberapa menemukan jumlah perempuan lebih besar atau tak ada perbedaan gender.
source:
http://www.antaranews.com/berita/330249/kecanduan-internet-berhubungan-dengan-mutasi-gen
http://www.merdeka.com/sehat/kecanduan-internet-termasuk-gangguan-mental.html
http://muda.kompasiana.com/2012/05/12/kecanduan-internet-penyakit-baru-anak-muda-kita/
http://intisari-online.com/read/gangguan-jiwa-karena-kecanduan-internet
http://techno.okezone.com/read/2012/08/30/56/682943/kecanduan-internet-berhubungan-dengan-mutasi-gen
http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/12/08/30/m9k83v-kecanduan-internet-berhubungan-dengan-mutasi-gen
http://kunjunganartikel.blogspot.com/2012/01/awas-kecanduan-internet-picu-kerusakan.html
http://www.tempo.co/read/news/2012/01/16/060377574/Kecanduan-Internet-Bisa-Mengubah-Otak
http://sidomi.com/57244/kecanduan-internet-sebabkan-gangguan-otak/
http://health.liputan6.com/read/441582/awas-gangguan-mental-akibat-kecanduan-internet
Jumat, 05 Oktober 2012
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF INTERNET
Seiring meningkatnya Sumber Daya Manusia di zaman era Globalisasi ini, yang semakin melesat, seperti Perubahan teknologi di masyarakat semakin canggih, sehingga masyarakat dapat mengetahui informasi secara meluas. Dan masyarakat juga dapat mempermudah berinteraksi ataupun berkomunikasi dengan orang lain maupun orang yang memilik jarak yang cukup jauh.
Perkembangan teknologi di era globalisasi yang modern ini sudah melesat tinggi entah, siapapun, dan dimanapun mereka dapat meng-akses media teknologi yang sudah canggih dan beragam macam tersedia, salah satu medianya adalah media internet yang dapat membantu masyarakat atau para pelajar mempelajari ataupun mengetahui informasi seputar kebudayaan, teknologi, dan lain-lain yang ada di Indonesia maupun informasi yang belum diketahuinya.
Karena jejaring di internet sudah meluas hingga kemanca Negara, tidak hanya orang dewasa saja yang dapat mengakses aplikasi internet di zaman yang sudah modern dan sistem pembelajaran yang sudah modern serta canggih membuat pelajar secara cepat dapat mempelajari cara penggunaan aplikasi internet, sehingga para pelajar tingkat SD, sudah pandai dalam penggunaan media internet. Semakin lama mereka pun akan semakin berkembang mengikuti perkembangan yang sedang ‘trend’ dan mereka dapat mengetahui jejaring apa saja yang telah tersedia.
Maka dari itu di zaman yang sudah modern serta canggih ini, internet dibutuhkan oleh masyarakat dan khususnya pelajar, untuk memberikan ataupun mendapatkan berbagai informasi. Sehingga mempermudah pembelajaran, selain para pelajar mendapatkan pengetahuan dari sekolah, pelajarpun dapat menambah pengetahuan dari cara mereka mencari di media internet, Sehingga pengetahuan mereka pun semakin meluas. Maka hal seperti ini sangat berpengaruh untuk pelajar.
Tetapi dunia internet juga mengandung beberapa hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negatif, maka manfaatkan lah aplikasi-aplikasi yang sudah tersedia sebaik-baiknya, jangan menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut dengan cara menyala gunakan penggunaan jejaring yang tersedia di media Internet.
Sedangkan difinisi dari internet merupakan teknologi yang dirangkai ataupun diciptakan oleh manusia, internet juga merupakan suatu media yang dapat memudahkan kita untuk memperoleh atau mencari berbagai macam informasi yang meluas sampai kemanca negara.
Pada saat ini pengunaan internet sudah meluas dari masyarakat, pelajar tingkatan SD sampai tinggkatan tertinggi menggunakan dan membutuhkan internet sebagai bahan pembantu dalam sistem pembelajaran yang sudah semakin canggih dan modern. Sehingga internet merupakan kebutuhan yang terbilang penting dalam sehari-hari.
Internet juga dapat membantu kita untuk belajar bersosialisasi dengan orang lain, dan internet juga dapat membantu kita untuk mengetahui banyak informasi dari berbagai negara di seluruh dunia.
Tetapi disisi lain internet juga dapat mempengaruhi nilai-nilai prestasi pelajar. Karena internet memiliki sifat ketergantungan, dan dampak-dampak negatif serta dampak-dampak positif seperti :
1) Dampak-dampak positif dari penggunaan internet
a) Internet dapat memberikan informasi yang luas dan dapat menunjang proses pembelajaran dari sistem pembelajarannya sudah modern.
b) Internet juga dapat memberikan informasi yang lebih menarik karena terdapat animasi-animasi yang menarik perhatian si pengguna untuk melihat serta membacanya.
c) Banyak informasi yang tersedia di internet dan mudah untuk mendapatkanny, selain itu pelajar lebih sering mencari informasi di media internet, hal seperti merupakan salah satu pengaruh yang dapat mempengaruhi nilai-nilai prestasinya, karena pelajar secara cepat dapat memperoleh informasi yang terupdate di media.
d) Tidak hanya untuk pendidikan saja, selain untuk pendidikan, internet juga menyuguhkan berbagai macam jejaring sosial yang mudah didapat, sehingga berguna untuk kita mengetahui cara bersosialisasi dengan orang lain.
e) Dan internet berguna untuk pertukaran data-data ataupun bertukar informasi dengan menggunakan media yang dapat di akses seperti: E-mail, Facebook, Twitter dan sebagainya, karena murah dan cepat di terima ataupun dikirim.
2) Dampak-dampak negatif dari penggunaan internet
a) Kejahatan
Kejahatn yang sering dilakukan seseorang dengan menggunakan sarana yang telah tersedia di media internet.
b) Penipuan
Banyak orang yang tertarik dengan penawaran dan pemesanan yang tersedia di dunia maya atau di internet, sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya dan memesannya, dan akhirnya melakukan transaksi yang akan mengakibatkan penipuan sehingga transaksi yang sudah dilakukan hilang secara cuma-cuma.
c) Penculikan
Kasus penculikan seperti ini sudah sering terjadi dikalangan remaja ataupun anak-anak yang salah gunakan jejaring sosial, yang pada awalnya hanya untuk berteman ataupun bersosialisasi dengan orang lain, tetapi menjadi kasus penculikan
.
d) Pada saat pelajar mulai membuka aplikasi internet, pelajar yang berniat untuk mencari info atau tugas yang dibutuhkan, dan pada saat pelajar telah selesai mencari tugas yang mereka butuhkan, karena media internet sudah canggih dan sudah memiliki banyak jejaring sosial ataupun media hiburan, pelajar dengan mudah mendapatkannya, sehingga waktu luang atau waktu luangnya tidak digunakan untuk hal-hal yang penting, atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, maupun pengetahuan. Tatapi waktu luang tersebut digunakan untuk melihat situs-situs yang mudah didapatnya. Contohnya: melihat situs-situs pornografi atau situs yang dilarang oleh ajaran agama, ataupun situs-situs yang tidak layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat ataupun para pelajar.
e) Pada saat ini internet memiliki banyak macam jajaring sosial yang sudah dapat di kenal oleh pelajar dan dengan mudah memilikinya, sehingga para pelajar akan lupa waktu karena kesibukan mereka dijejaring sosialnya tersebut. Jejaring sosial yang awal mulanya membantu kita untuk bersosialisasi dengan orang lain, dan dizaman yang sudah modern ini pelajar pun sudah pandai dalam menggunakan ataupun berinteraksi dengan menggunakan media internet ( jejaring sosial ), pelajar atau masyarakat yang telah menggunakan media jejaring sosial akan terlihat jauh atau menjauh dari teman-teman atau masyarakat yang ada disekitarnya, karena mereka lebih cenderung berinteraksi ataupun berkomunikasi dengan teman dunia mayanya.
f) Dan pelajar dalam berinteraksi di jejaring sosialnya, dalam segi pembahasan lebih sering membahas hal-hal diluar pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi nilai-nilai prestasinya, karena mereka lupa akan waktu belajar dan menimbulkan rasa malas.
g) Internet menyuguhkan bermacam-macam hiburan yang dirangkai khusus dimedia seperti: Game online, Musik, dan film-film. Hiburan yang seperti itu dapat membuat mereka kecanduan karena keasyikan dari hiburan-hiburan yang menarik dan modern. Hiburan seperti itu bukan tidak boleh untuk dinikmati atau dikonsumsi, hiburan tersebut dapat dikonsumsi hanya untuk penyegaran otak saja, agar tidak terlalu lelah, bukanya menjadikan mereka lupa akan tugas-tugas mereka contohnya: tugas belajar.
Itu adalah beberapa pengaruh internet untuk yang penggunaannya, pengaruh dari segi positif hingga negatif. Tetapi disisi positif internet dapat membantu kita dalam proses pembelajaran dalam memperoleh informasi, karena internet telah menyuguhkan media yang dapat memberikan info yang luas.
Tetapi disisi negatif juga, mereka lebih sering meninggalkan waktu belajarnya, dan tidak memanfaatkan waktu belajarnya dengan baik. Sehingga dapat mengurangi nilai-nilai prestasi mereka, dan menjauhkan mereka dari orang-orang yang ada disekitarnya. Karena mereka lebih cenderung berinteraksi dengan jejaring sosial ataupun teman-teman dunia mayanya, dan dengan mudahnya kejahatan terjadi.
Maka peran orang tua sangat penting dalam mendidik maupun mengawasi perkembangan zaman yang terus menerus semakin berkembang, yang nantinya akan putra/i nya kuasai. Selain itu orang tua mengawai putra/i nya agar terhindar dari hal-hal yang negatif dan dapat mempengaruhi nilai-nilai prestsinya maupun nilai-nilai kepribadianya.
Source:
http://smp-almuttaqin-windimf-9a.blogspot.com/2011/04/blog-post_06.html
http://www.scribd.com/doc/49693641/Dampak-positif-dan-negatif-internet-di-kalangan-siswa
http://ebookbrowse.com/dampak-negatif-dan-dampak-positif-dunia-internet-bagi-dunia-pendidikan-pdf-d344619267
http://damaisubimawanto.wordpress.com/2011/09/30/dampak-positif-dan-negatif-internet-bagi-remaja/
http://www.slideshare.net/arifNyarum/dampak-teknologi-informasi-dan-komunikasi-tik-terhadap-pendidikan
http://tofikonline.me/dampak-positif-dan-negatif-internet.html
http://carapedia.com/dampak_internet_perkembangan_anak_info2528.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/01/pengaruh-internet-manfaat-internet-serta-dampak-positif-dan-negatif-internet-bagi-penggunanya/
http://mindsetbisnisonline.com/dampak-positif-dan-negatif-internet/
http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/dampak-positif-dan-negatif-dari-internet
MENGAPA MANUSIA MEMBUTUHKAN INTERNET/TIDAK MEMBUTUHKAN INTERNET
A. Manusia membutuhkan Internet karena Internet adalah kebutuhan dasar bagi manusia
Manusia membutuhkan komunikasi dalam melangsungkan kehidupannya. Dalam peradaban kontemporer, berkomunikasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi mahluk hidup melebihi kebutuhan lainnya. Artinya bahwa tanpa berkomunikasi, mahluk hidup tidak dapat memperoleh kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam melangsungkan kehidupan dan penghidupannya.
Komunikasi pada hakekatnya adalah hubungan di antara mereka yang melakukan proses komunikasi. Harold D. Lasswell (1972), seorang pakar komunikasi massa berkebangsaan Inggris dalam bukunya The Structure and Function Communication inSociety menyatakan bahwa dalam prosesnya yang hakiki, terdapat lima unsur yangharus ada dalam proses berkomunikasi, yaitu: komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Dalam konteks tulisan ini, yang dimaksud komunikator adalah pihak yang menyediakan atau memberikan informasi, pesan adalah informasi itu sendiri, media adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi, komunikan adalah penerima informasi, dan efek adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh komunikasi.
Dari definisi itu jelas bahwa komunikasi selalu mempunyai tujuan yang dikehendaki oleh pemberi informasi, ada informasi yang disampaikan kepada penerima, harus menimbulkan dampak atau pengaruh tertentu yang dikehendaki, dilakukan melalui media tertentu. Juga sangat jelas bahwa dalam komunikasi selalu mengandung informasi, dan kebebasan memperoleh informasi bagi setiap orang adalah kebutuhan dasar atau hak azasi manusia yang dijamin oleh undang-undang.
Di dunia internasional kebebasan memperoleh informasi itu dijamin oleh pasal 19 Deklarasi Universal HAM (Declaration of Human Right) 10 Desember 1948 tentangFreedom of Information (FOI). Sedangkan di tingkat nasional dimana negara kita telah meratifikasi FOI, juga dijamin oleh Pasal 21 Ketetapan MPR XVII/MPR/1999 tentang Hak Asasi Komunikasi, dan oleh penambahan (amandemen) Pasal 28, khususnya pasal 28F UUD 1945 yang bunyinya: “Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informenasi dgan menggunakan berbagai macam saluran yang tersedia”.
Proses komunikasi yang pada awalnya menggunakan media sederhana, audio-visual langsung, kini di era globalisasi media itu diperkaya, didukung, dan diperluas oleh perangkat jaringan telekomunikasi global (internet) sehingga baik muatannya (informasi) maupun kecepatannya (akses) semakin tinggi dan mampu menembus dimensi ruang dan waktu, serta pengaruhnya yang lebih kuat dan luas meliputi hampir seluruh aspek kehidupan manusia di seluruh dunia yang meliputi tatanan kedaulatan negara, demokrasi, politik, diplomasi, hukum, ekonomi, sosial, dan budaya. Bila kita menoleh ke belakang, semua ini tidak lain disebabkan oleh globalisasi.
Globalisasi pada hakekatnya ialah suatu fenomena perubahan peradaban manusia dengan lingkungan dunia. Di dalam prosesnya terjadi interaksi global dari berbagai aspek kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai oleh perbenturan-perbenturan dan integrasi, sehingga muncul nilai-nilai dan pandangan-pandangan baru yang berskala dunia yang menuntut orientasi berpikir yang baru pula (Rana Baskara H., 1997).
Globalisasi sebenarnya sudah lama terjadi, terutama di bidang ideologi, politik, dan ekonomi. Sejak dulu kita mengenal paham demokrasi, liberalisme, sosialisme, nasionalisme, dan paham-paham lainnya yang gemanya menggaung ke seluruh dunia. Demikian pula di bidang ekonomi, sejak dulu orang sudah melakukan perdagangan antar bangsa. Jadi sebenarnya globalisasi yang diramaikan sekarang adalah globalisasi yang didukung oleh kecanggihan ilmu pengatahuan dan teknologi yang berdampak luas terhadap tatanan kehidupan suatu masyarakat, bangsa dan negara. Kecanggihan IPTEK dimaksud adalah kecanggihan di bidang teknologi transportasi dan TIK (ICT) yang memiliki daya dobrak yang paling kuat di abad ini dalam mempercepat proses globalisasi.
Kita melihat bahwa kemajuan yang pesat di bidang transportasi telah menyebabkan mobilitas manusia, barang dan jasa semakin meningkat. Akibatnya, secara geografis tidak ada lagi tempat di belahan bumi ini yang tidak dapat dijangkau oleh manusia, barang, dan jasa, sehingga pada akhirnya menimbulkan dampak global di bidang perekonomian. Dalam hal mobilisasi manusia, di jaman ini kita dapat saja sarapan di rumah, makan siang di pesawat, dan makan malam di Paris. Dalam hal peredaran barang, kongkritnya kita sekarang dapat memiliki dan menikmati berbagai jenis barang yang terkenal kualitasnya, berjenis-jenis pakaian hingga aneka makanan dan minuman yang berasal dari negara lain tanpa harus pergi dulu ke negara pembuatnya. Dibidang jasa kita mengenal dan dapat menikmati jasa jaringan raksasa perbankan, biro perjalanan, swalayan, rekayasa dsb.
Kita juga merasakan kemajuan yang pesat di bidang TIK yang didukung oleh penemuan-penemuan mutakhir teknologi tinggi perangkat komputer dengan jaringan internetnya. Dari sisi TIK, globalisasi informasi muncul sebagai akibat adanya keterhubungan jaringan informasi global melalui internet yang menyebabkan jendela dunia semakin terbuka. Secara teknis seolah-olah tidak ada lagi tempat di muka bumi ini yang terpencil. Suatu peristiwa yang terjadi di suatu tempat di suatu negara, dalam sekejap dapat menembus ke berbagai negara di seluruh dunia hingga ke pelosok-pelosok desanya.
Dilihat dari kenyataan-kenyataan ini, dunia seakan menjadi kecil dan transparan. Dikatakan kecil karena dapat dengan mudah dijangkau oleh sarana transportasi yang ada. Dikatakan transparan karena setiap tempat di berbagai negara dapat dengan mudah ditembus oleh informasi melalui jaringan informasi global. Inilah thesa globalisasi.
Globalisasi juga memunculkan pengaruh-pengaruh dan kecenderungan-kecenderungan baru yang berskala dunia dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga menuntut orientasi berpikir yang baru pula, dari wawasan terbatas dan agregatif ke wawasan yang bersifat global dan integratif.
Ada dua faktor utama yang menyebabkan globalisasi informasi sangat kuat pengaruhnya terhadap tatanan kehidupan suatu bangsa, yaitu: Pertama, yaitu faktor kesejagatan (globality). Globalisasi di bidang informasi memunculkan fenomena dunia tanpa tapal batas (borderless), yang ada hanyalah batas-batas negara secara geopolitis. Dari sisi ini seolah-olah dunia menjadi sebuah desa dunia atau desa global atau global village (John Naisbittt & Patricia Aburdene, 1991). Dengan konsep ini maka secara langsung maupun tidak, tidak ada lagi bidang kehidupan yang luput dari pengaruh globalisasi.
Kedua, yaitu faktor intensitas dan kecepatan informasi (superhighway information) di era globalisasi, menyebabkan aktualitas informasi semakin dekat dan nyata (global proximity) seolah-olah suatu peristiwa nun jauh disana terjadi dilingkungannya sendiri saat itu juga Hal ini menyebabkan timbulnya pluralisme kebudayaan masyarakat dunia menjadi lebih kosmopolitan. Informasi di era globalisasi yang didukung oleh teknologi canggih ini semakin merambah dunia dan pengaruhnya amat kuat dalam berbagai aspek kehidupan, baik pengaruh positif yang konstruktif sekaligus pengaruh negatif yang destruktif.
Fasilitas internet sudah tersedia di sekitar kita dan di mana-mana. Persoalannya sekarang bagaimana kita memanfaatkan internet sebagai hak dasar atau hak azasi manusia di era globalisasi informasi ini sebaik-baiknya sehingga era globalisasi informasi ini merupakan peluang emas, bukan sebaliknya bencana. Oleh karena itu beberapa hal berikut ini kiranya pantas kita direnungkan, pikirkan, dan kita lakukan.
Pertama, agar dapat bersaing dalam era globalisasi informasi, setiap orang harus berupaya keras meningkatkan akses informasi yang semakin deras di sekitar kita. Kita sepakat bahwa dalam pendidikan ada unsur informasinya. Dari serangkaian informasi yang kita akses inilah ilmu pengetahuan diperoleh, dipahami, dan pada akhirnya digunakan. Pada model belajar tradisional (konvensional) informasi umumnya lebih banyak diperoleh dari lembaga pendidikan yang diformulasikan ke dalam kurikulum. Sumber informasi lainnya paling diperoleh dari pusat-pusat sumber belajar yang terbatas.
Pada pendidikan di era globalisasi informasi ini, informasi dapat di peroleh dari beragam sumber seperti pusat-pusat sumber belajar dunia internasional yang kaya akan materi dimana kita dapat dengan leluasa memilih, memilah, dan menghimpunnya secara lengkap dan rinci, asalkan kita tahu cara mengaksesnya. Pendek kata, perolehan informasi akan meningkat bila akses internet kita terhadap sumber-sumber informasi global meningkat. Akses informasi akan meningkat hanya bila setiap orang mengetahui bagaimana cara melakukannya. Ini terkait langsung dengan penguasaanIPTEK, khususnya TIK yang merupakan tuntutan yang tidak dapat dikesampingkan dalam era globalisasi informasi. Setiap orang yang ingin menguasai informasi di era globalisasi informasi dituntut melek TIK. Ini berarti setiap orang minimal harus mengetahui dan memahami terminologi yang lazim digunakan dalam TIK dan penggunaan praktisnya, tanpa harus menjadi ahlinya.
Kedua, berkaitan dengan ketahanan budaya bangsa. Di era globalisasi informasisetiap orang akan dihadapkan pada fenomena peluberan informasi yang sarat dan kental dengan muatan yang terkadang amat kontras dengan budaya bangsa kita. Berbeda dengan informasi yang sengaja kita cari dalam rangka pendidikan, informasi jenis ini biasanya datang tanpa sengaja kita akses melalui fasilitas hyperlink padabrowser kita. Agar informasi jenis ini tidak merusak ketahanan budaya bangsa, maka diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dari setiap administrator jaringan, khususnya pada portal pendidikan untuk dapat menangkal setiap situs yang dibanjiri muatan informasi yang berpotensi negatif, informasi sampah, dan tidak berguna, yang akhir-akhir ini sering menyerbu para netter hingga kewalahan.
Ketiga, menyangkut kemahiran mengolah informasi untuk memahami isinya, diperlukan keterampilan berbahasa, nalar, dan keterampilan mengelola informasi yang memadai. Informasi yang terkandung dalam dunia maya intensitasnya amat tinggi dan sarat akan makna. Manusia memang diberkahi otak yang luar biasa. Akan tetapi ia tidak akan mampu menyerap dan menampung informasi itu bila terus menerus diluberi informasi tanpa mengolahnya menjadi sesuatu yang bermakna. Oleh karena itu diperlukan keterampilan mengelola dan mengolah informasi menjadi sesuatu yang bermakna. Selain itu diperlukan pula keterampilan berbahasa yang memadai, yaitu bahasa dunia, sebab informasi global umumnya dikemas dalam bahasa dunia, yaitu bahasa Inggris.
Keempat, meningkatkan kemampuan profesional dan wawasan global adalah mutlak. Persoalan-persoalan yang muncul di era globalisasi semakin kompleks karena adanya saling keterkaitan dalam berbagai aspek kehidupan. Pemecahannya membutuhkan orang-orang yang tidak hanya ahli dalam bidangnya, tetapi juga memiliki wawasan yang luas. Ia mampu melihat persoalan dari kacamata ilmu yang menjadi bidangnya dalam kerangka acuan yang lebih luas, dan ia mampu memecahkannya tanpa harus kehilangan orientasinya. Jadi dalam era globalisasi informasi, seseorang dituntut untuk menjadi spesialis sekaligus integralis, bukan manusia kotak yang hanya mampu melihat persoalan secara terkotak-kotak. Karenanya jargon terkenal yang menyatakan “thinking globally, acting locally, and perceive newly” masih sangat relevan.
Kelima, meningkatkan budaya informasi itu membutuhkan waktu. Kebutuhan akan informasi dan kebiasaan mencarinya tidak terjadi dengan sendirinya. Kebiasaan ini perlu dibentuk, dipermanenkan, dan akhirnya dibudayakan, mulai sekarang juga. Esensi belajar adalah memecahkan persoalan. Di dalam prosesnya yang alamiah, bila seseorang menemui kesulitan karena ketidaktahuannya, maka hal ini akan membangkitkan keingintahuan. Keingintahuan inilah yang membangkitkan kegiatan pencarian informasi untuk memecahkan persoalan tadi. Bila proses seperti itu menjadi dasar seseorang dalam belajarnya, maka sesungguhnya ia sedang membentuk kebiasaan yang baik dalam rangka meningkatkan budaya informasi. Budaya informasi, khususnya informasi tertulis ini penting, sebab era globalisasi identik dengan informasi tertulis. Jadi budaya tutur harus diubah menjadi budaya tulis. Tuturan akan langsung menghilang sesaat setelah diucapkan, tapi tulisan tidak demikian. “Tulisan adalah bentuk rekaman informasi tertulis. Dibanding tuturan, tulisan itu kekal, dapat menembus dimensi ruang dan waktu, terkirim ke masa depan, dibaca dan dikenang jutaan orang dari generasi ke generasi, lestari sepanjang masa walau penulisnya sendiri telah tiada” (Rana Baskara H., 2012).
B. Manusia tidak butuh Internet karena banyak yang menyalahgunakan Internet tersebut
Maksud dari menyelahgunakan Internet disini adalah, karena banyak dari sebagian manusia yang menggunakan Internet untuk hal-hal yg kurang berguna,
contohnya adalah bermain game online. Pada hakikatnya bermain game online bukanlah suatu kesalahan, karena dapat mengisi waktu luang atau merefreshing pikiran yang lelah seharian digunakan untuk berfikir dan bekerja, tetapi yang membuat bermain game online menjadi tidak ada gunanya adalah jika bermain hingga lupa waktu, melalaikan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan bagi yang bekerja dan mengerjakan tugas kuliah bagi mahasiswa/i.
Source:
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/01/07/internet-kebutuhan-dasar-manusia/
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/07/pemanfaatan-internet-sebagai-alternatif-sumber-belajar-dan-media-pendidikan-jarak-jauh/
http://www.mediapendidikan.net/index.php?option=com_content&view=category&id=31&Itemid=28
http://superwebservice.blogspot.com/2012/06/kebutuhan-manusia-terhadap-tekhnologi.html
http://publikasi.kominfo.go.id/bitstream/handle/54323613/803/JURNAL-PEMANFAATAN%20INTERNET%20SEHAT.pdf?sequence=1
http://www.i2harmony.info/internet-sudah-menjadi-kebutuhan-pokok-33-mahasiswa.html
http://swa.co.id/listed-articles/survei-cisco-internet-sama-pentingnya-dengan-kebutuhan-dasar
http://internetcerdasindonesia.org/internet-ibarat-nasi-putih-bagi-indonesia/
http://tamacage.blogspot.com/2008/10/peran-internet-dalam-dunia-pendidikan.html
http://www.kifot.com/manfaat-internet.html
Langganan:
Postingan (Atom)