Tugas Psikologi Manajemen 2
Pengorganisasian Struktur Manajemen
a. Definisi pengorganisasian
b. Definisi struktur organisasi
c. Pengorganisasian sebagai fungsi manajemen
Actuating dalam Manajemen
a. Definisi actuating
b. Pentingnya actuating
c. Prinsip actuating
Mengendalikan fungsi Manajemen
a. Definisi mengendalikan (controlling)
b. Langkah-langkah dalam kontrol
c. Tipe-tipe kontrol
d. Kontrol proses manajemen
Pengorganisasian Struktur Manajemen
A.
Definisi
Pengorganisasian
Pengorganisasian
merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan erat dengan perencanaan
dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat
atau wadah yang statis. Pengorganisasian merupakan penentuan
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas, dan
membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan
departemen-departemen (sub sistem) serta penentuan hubungan-hubungan.
Malsyu
S.P. Hasibuan (2006:118) mendefinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses
penentuan, pengelompokan, dan pengaturan berbagai macam aktivitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap
aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang
secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut.
G.R.
Terry mengemukakan “Organizing is the
establishing of effective behavioral relationship among persons so they may work
together efficiently and gain personal satisfaction in doing selected tasks
under given environmental conditions for the purpose of achieving some goal or
objective”.
B. Definisi Struktur Organisasi
Menurut Robbins (1994) adalah pengakuan organisasi akan adanya
kebutuhan untuk mengkoordinasikan pola interaksi para anggota organisasi secara
formal.
Sementara sumber lain menyebutkan bahwa struktur organisasi merupakan
desain organisasi dimana manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi,
terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki
organisasi, serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikordinasikan dan
dikomunikasikan.
Banyak lagi definisi struktur organisasi yang dikemukakan oleh para
teoritisi. Bila merujuk kepada semua definisi struktur organisasi diatas maka
tidak ada kesepakatan antara para teoritikus mengenai apa yang dimaksudkan
sebagai struktur organisasi.
Pandangan mengenai struktur organisasi berkembang pesat sekitar tahun
1960. Menurut Breeh, 1957, dalam Lex Donaldson, 1995, sampai kira-kira akhir
tahun 1950’an, teori struktur organisasional didominasi oleh teori manajemen
klasik, yang menyatakan bahwa ada satu struktur terbaik bagi organisasi.
Perpaduan ini menghasilkan sintesa bagi pengembangan teori struktur, dimana
struktur yang terbentuk pada sebuah organisasi akan menjadi terdesentralisasi
atau sebaliknya menjadi struktur yang lebih partisipatoris adalah bergantung
pada situasi mereka.
Pada umumnya struktur organisasi berbentuk piramida karena merupakan
sebuah gambaran mengenai bagaimana para
manajer harus mendelegasikan otoritas dalam organisasi yang besar, dan hanya
keputusan yang tidak biasa atau yang
yang merupakan kekecualian yang harus kembali ke hierarki atas untuk
diputuskan. Struktur terbaik bagi sebuah organisasi adalah yang mendukung upaya
kerja yang efektif dan meminimalkan kompleksitas.
Salah satu model struktur yang terkenal paling berhasil adalah hierarki
sederhana Gereja Katolik Roma. Desainnya yang sederhana dan terdiri dari 5
tingkat telah terbukti efektif selama lebih dari 2000 tahun. Gereja tersebut
memiliki 400.000 orang imam, namun wewenang bergerak kebawah dari paus ke
kardinal, dan ke uskup agung, dan akhirnya ke pastor paroki.
C. Pengorganisasian sebagai Fungsi Manajemen
Menurut Para Ahli :
1. Menurut George R.Terry
- Perencanaan (Planning);
- Pengorganisasian (Organizing);
- Penggerakan (Actuating);
- Pengawasan (Controlling).
2. Menurut Luther M. Gulick yang disadur oleh Dr. BN.Silalai
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);
- Mengarahkan (Directing);
- Menyelaras/Mengkoordinir (Coordinating);
- Melaporkan (Reporting);
- Menyusun Anggaran (Budgeting).
3. Menurut Henry Fayol
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Memerintah (Commanding);
- Mengkoordinir (Coordinating);
- Mengawasi (Controlling).
4. Menurut Koontz dan O. Donnel
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);
- Mengarahkan (Directing);
- Mengawasi (Controlling).
A. Definisi Actuating
Terry mengatakan bahwa Pergerakan (Actuating) merupakan
usaha untuk menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan
dan anggota perusahaan tersebut oleh karena anggota itu ingin mencapai sasaran
tersebut.
Mitchel berpendapat bahwa Motivasi mewakili proses
psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya
persistensi kegiatan sukarela yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.
Robbin mendefinisikan Motivasi sebagai kesediaan untuk
melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan organisasi yang di kondisi oleh
kemampuan, upaya demikian untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu.
Motivasi berhubungan dengan jiwa manusia dan pola prilaku manusia seutuhnya dan
berbicara manusia selalu berhubungan dengan sebuah kebutuhan.
B. Pentingnya Actuating
Dapat memberikan arah dan tujuan yang hendak dicapai
perusahaan.
Dapat ditentukan suatu suatu pedoman sebagai standar untuk
mengurangi ketidakpastian
Dapat diukur berhasil tidaknya suatu kegiatan, untuk
memeudahkan pengawasan
Dapat membantu menemukan peluang dimasa yang akan datang
Menciptakan efisiensi biaya
C. Prinsip-prinsip Actuating
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam
kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan
menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks
karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari
manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang
berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh
karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada
beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip
mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang
menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar
sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat
berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan
dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur
organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan
untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip
keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang
mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian
dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang
terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap
serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu.
Motivasi yang baik akan mendorong
orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang
kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada
saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip
kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan
arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya
memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan
kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat
dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil
maksimal.
Mengendalikan Fungsi Manajemen
A. Definisi mengendalikan (Controlling)
Pengendalian (controlling) adalah fungsi terakhir dari
proses pelaksanaan manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan
pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Earl P. Strong.
Controlling is the process of regulating the various factors in as enterprise
according to the requirement of its plans (pengendalian adalah proses
pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai
dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana).
Harold Koontz. Control is the measurement and correction of
the performance of subordinates in order to make sure that enterprise
objectives and the palns devised to attain the n are accomplished (pengendalian
adalah pengukuran dan perbaikan terhadap
pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk
mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara)
GR.Terry. Controlling can be defined as the process of
determining what is to be accomplished, that is the standard; what is being
accomplished, that is the performance, evaluating the performance takes place
according to plans, that is, in confirmly with the standard ( pengendalian
dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu
standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan
apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan
rencana yaitu selaras dengan standar.
B. Langkah-Langkah dalam Kontrol
Mockler (1984) membagi pengawasan dalam 4 langkah yaitu :
1. Menetapkan
standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja
Standar yang dimaksud adalah criteria yang sederhana untuk
prestasi kerja, yakni titik-titik yang terpilih didalam seluruh program perencanaan
untuk mengukur prestasi kerja tersebut guna memberikan tanda kepada manajer
tentang perkembangan yang terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasi
setiap langkah untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
2. Melakukan
Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar
pandangan kedepan, sehingga penyimpangan-pennyimpangan yang mungkin terjadi ari
standar dapat diketahui lebih dahulu.
3. Menetapkan
Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar
Yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target
atau standar yang telah ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar manajer
akan menilai bahwa segala sesuatunya beada dalam kendali.
4. Mengambil
Tindakan Korektif
Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan
untuk membetulkan penyimpangan yang terjadi. Apabila prestasi kerja diukur
dalam standar, maka pembetulan penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat,
karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana dari
pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus
dikenakan.
C. Tipe-Tipe Kontrol
Berdasarkan bagian yang akan diawasi pengawasan dibedakan
atas :
1. Pengendalian karyawan (Personal control).
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang ada
hubungannya dengan kegiatan pegawai, apakah pegawai bekerja sesuai dengan
perintah, rencana, tata kerja, absensi pegawai dan lain-lain.
2.pengendalian keuangan (financial control)
Pengendalian ini ditujukan untuk hal-hal yang menyangkut
keuangan,tentang pemasukan dan pengeluaran,biaya-biaya perusahaaan termasuk
pengendalian anggaranya.
3.pengendalian produksi (Production control).
Yaitu pengendalian yang difokuskan untuk mengetahui kualitas
dan kuantitas produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau
rencananya.
4. Pengendalian waktu (Time control)
Pengendalian ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya
apakah waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan
rencana.
5. pengendalian teknis (Technical control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat
fisik, yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.
6. Pengendalian kebijaksanaan (Policy control).
pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai
apakah kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang
digariskan.
7. pengendalian penjualan (Sales control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah produksi
yang dihasilkan terjual sesuai rencana yang ditentukan.
8.Pengendalian inventaris (inventory control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah
inventaris perusahaan masih ada semuanya atau ada yang hilang.
9.Pengendalian pemeliharaan (maintenance control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah semua
inventaris perusahaan dan kantor terprlihara atau tidak,dan mengetahui
kerusakan. reksi itu harus dikenakan.
D. Kontrol Proses
Manajemen
Langkah-langkah proses pengendalian :
1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai
dasar pengendalian.
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standard an
menentukan penyimpangan jika ada.
4. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan
agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
Rencana juga perlu dinilai ulang dan dianalisis
kembali,apakah sudah benar-benar realistis atau tidak.jika belum benar atau
realistis maka rencana itu harus diperbaiki.
Cara-cara
pengendalian :
1. Pengawasan langsung
Pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh
seorang manajer.Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk
mengetahui apakah apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan
yang dikehendakinya. Kebaikan :
a. Jika ada kesalahan dapat diketahui sedini
mungkin,sehingga perbaikanya dilakukan dengan cepat.
b. Akan terjadi kontak langsung antara bawahan dan
atasan,sehingga akan memperdekat hubungan antara atasan dan bawahanya.
c. Akan memberikan kepuasan tersendiri bagi bawahan,karena
merasa diperhatikan atasanya.
d. Akan tertampung sumbangan pikiran dari bawahan yang
mungkin bisa berguna bagi kebijaksanaan selanjutnya.
e. Akan dapat menghindari timbulnya kesan laporan “asal
Bapak senang” (ABS).
Keburukan :
a. Waktu seorang manajer banyak tersita,sehingga waktu untuk
pekerjaan lainya berkurang,misalnya planning lain-lainya.
b. Mengurangi inisiatif bawahan,karena mereka merasa bahwa
atasanya selalu mengamatinya.
c. Ongkos semakin besar karena adanya biaya perjalanan dan
lain-lainya.
Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara inspeksi
langsung,observasi di tempat (on the spot observation) dan laporan di tempat
(on the spot report)
2. Pengawasan tidak langsung
Pengawasan jarak jauh dengan melalui laporan oleh bawahan
baik secara lisan maupun tulisan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasi-hasil
yang dicapai. Kebaikan :
a. Waktu manajer untuk mengerjakan tugas-tugas lainya
semakin banyak,misalnya perencanaan,kebijaksanaan,dan lain-lain.
b. Biaya pengawasan relatif kecil.
c. Memberikan kesempatan inisiatif bawahan berkembang dalam
melaksanakan pekerjaan.
Keburukan :
a. Laporan kadang-kadang kurang objective,karena ada
kecendrungan untuk melaporkan yang baik-baik saja.
b. Jika ada kesalahan-kesalahan terlambat
mengetahuinya,sehingga perbaikanya pun terlambat.
c. Kurang menciptakan hubungan-hubungan antara atasan dan
bawahan.
3. Pengawasan berdasarkan kekecualian
Pengendalian yang
dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar
yang diharapkan,pengendalian ini dilakukan dengan cara kombinasi langsung dan
tidak langsung oleh manajer.
Referansi:
http://id.shvoong.com/social-sciences/2068148-lankah-langkah-pengendalian-manajemen
M.Ag, Badrudin. (2013). Dasar-Dasar
Manajemen. Bandung: Alfabeta.
http://www.lepank.com/2012/07/pengertian-penggerakan-actuating_22.html
Bennis, Warren, Menjadi Pemimpin Efektif (On Becoming a
Leader), Alih bahasa Anna W.Bangun, Elex Media Komputindo, 1994
Covey, Stepehen R, The 7 Habits of Highly Effective People
(7 Kebiasaan Manusia yang sangat efektif), edisi revisi, alih bahasa Drs,
Budijanto, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997
Jones, Gareth R. Organizational Theory : Text and Cases,
Addison Wesley, 1995
Robbins, Stepehen P. Managing Today, 2nd Ed, Prentice Hall,
2000
Stoner, James A.F., et al., Management, 6th Ed., Prentice
Hall Inc, Englewood Cliffs, 1995
http://www.indonesian-publichealth.com/2012/02/pengertian-5-m-dalam-manajemen.html