Dalam
setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan
teknologi, yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasikan dan
memahami lingkungan beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk
mengeksploitasi, mengolah dan memanfaatkannya untuk pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan manusia. Sains dan tekhnologi dapat berkembang
melalui kreativitas penemuan (discovery), penciptaan (invention), melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan
nyata IPTEK bagi manusia sangat tergantung dari nilai, moral, norma dan
hukum yang mendasarinya. IPTEK tanpa nilai sangat berbahaya dan manusia
tanpa IPTEK mencermikan keterbelakangan.
A. IPTEK DAN PERADABAN MANUSIA
Sains
dan Teknologi adalah institusi manusiawi; artinya Sains dan Teknologi
adalah karya yang dilahirkan manusia. Maka tanpa adanya manusia kedua
karya tersebut juga tidak akan ada. Namun ada beda fundamental antara
kedua institusi tersebut. Perbedaannya terletak pada sumbernya.
Sains sebagai “body of knowledge”
yang kita ketahui saat ini adalah hasil abstraksi manusia dari sumber
alami melalui berbagai fenomena yang diamatinya. Kemudian fenomena
tersebut direpresentasikan kedalam berbagai model yang membentuk suatu
paradigma. Maka kebenaran sains adalah bila dan hanya bila suatu
fenomena alami dapat cocok (fit) pada model-model dari suatu
paradigma yang berlaku. Bila model dalam suatu paradigma yang dianut
tidak lagi dapat merepresentasikan suatu fenomena alami tertentu, maka
fenomena tersebut merupakan suatu anomali. Namun anomali tidak dapat
terjadi berulang kali. Bila hal demikian ditemui maka paradigma
tersebutpun mengalami krisis dan gugur sebagai paradigma yang absah
untuk kemudian digantikan oleh model baru yang membentuk paradigma baru
pula (Kuhn, 1996). Fenomena alami dan kebenaran yang ada dibaliknya
sebenarnya telah beroperasi sejak jauh sebelum manusia ada, misalnya
gaya gravitasi dan elektromagnetik, adanya elektron dan neutron didalam
atom, proses radioactive decay dan lain sebagainya merupakan
kebenaran alami yang telah beroperasi sejak awal sejarah jagad raya ini,
jauh sebelum manusia menghuni planet Bumi. Oleh karena itu berbagai kebenaran alami yang terhimpun dalam sains merupakan temuan (discovery) manusia. Namun tanpa manusiapun kebenaran alami tetap beroperasi sebagai sumber dari sains.
Berbeda
dari sains, teknologi sepenuhnya bersumber pada manusia itu sendiri.
Teknologi diciptakan manusia sebagai instrumen dalam usaha memenuhi
kebutuhannya. Teknologi merupakan suatu fenomena sosial. Oleh karena itu tanpa manusia, tanpa masyarakat, teknologipun tiada.
Teknologi diciptakan manusia melalui penerapan (exercise)
budidaya akalnya. Manusia harus mendayakan akal pikirannya dalam
me-reka teknologi berdasarkan ratio (nalar) dan kemudian membuatnya,
me-yasanya, menjadi suatu produk yang kongkrit. Jadi perlu penerapan
rekayasa dalam menciptakan teknologi, dan sebaliknya teknologi kemudian
akan membantu manusia dalam merekayasa. Inter-relasi dan interaksi
antara rekayasa dan teknologi sering sulit dipahami karena seakan
terjadi secara obvious atau terjadi sepenuhnya dilatar belakang
sehingga luput dari pengamatan. Maka untuk mendapatkan gambaran yang
lebih jelas dari peran rekayasa dalam penciptaan teknologi dan
sebaliknya, perlu digresi sebentar sampai pada saat asal mula
terbentuknya masyarakat manusia.
Sains itu sendiri secara umum didefinisikan sebagai pengetahuan (knowledge)
yang didapatkan dengan cara sistematis tentang struktur dan perilaku
dari segala fenomena yang ada di jagad raya dan isinya, baik fenomena
alam maupun sosial. Sementara itu, teknologi merupakan aplikasi dari
sains sebagai respons atas tuntutan manusia akan kehidupan yang lebih
baik.
Teknik
secara umum diartikan sebagai alat perlengkapan dan metode membuat
sesuatu. Teknologi adalah suatu cara untuk teknik memproduksi atau
memproses membuat sesuatu yang lebih mengembangkan ketrampilan manusia.
Ada beberapa fase proses teknik yang dialami dalam kehidupan manusia yakni :
a. Fase
teknik destruktif. Pada fase ini, untuk memecahkan segala permasalahan
dan kebutuhannya, manusia langsung mengambil dari alam, tidak ada usaha
untuk mengembalikannya ke alam.
b. Fase
teknik konstruktif. Masyarakat pada fase ini telah mampu melakukan
penciptaan sehingga menghasilkan kebudayaan baru yang sebelumnya tidak
ada di alam. Dengan penciptaan baru ini, sedikit demi sedikit manusia
telah menciptakan lingkungan baru yang selalu bermodalkan alam sekitar
sehinggamerupakan “ the second nature “ atau alam kedua.
c. Fase
modern. Fase ini merupakan puncak perkembangan teknik yang telah
dicapai anusia. Teknik modern ini bertitik tolak dari analisa matematis
alam, sehingga manusia mampu membangun suatu peradaban baru yaitu
peradaban mesin. Cirri peradaban mesin diantaranya adalah kesatuan
bahasa internasional sebagai pengantar dan diciptakannya bahasa symbol
yang satu , seragam, dan internasional yaitu bahasa “ matematika “.
Tingkatan teknologi berdasarkan penerapannya dapat dibagi sebagai berikut :
Teknologi Tinggi ( Hi – tech ). Suatu jenis teknologi mutakhir yang dikembangkan dari hasil penerapan ilmu pengetahuan terbaru. Contoh
: computer, laser, bioteknologi, satelit komunikasi dan sebagainya.
Cirri – cirri teknologi ini adalah padat modal, didukung rasilitas riset
dan pengembangannya, biaya perawatan tinggi, ketrampilan operatornya
tinggi dan masyarakat penggunanya ilmiah.
Teknologi
Madya. Suatu jenis teknologi yang dapat dikembangkan dan didukung
masyarakat yang lebih sederahan dan dapat digunakan dengan biaya dan
kegunaan yang paling menguntungkan. Ciri teknologi madya adalah tidak
memerlukan modal yang terlalu besar dan tidak memerlukan pengetahuan
baru, karena telah bersifat rutin. Penerapan teknologi maday ini
bersifat setengah padat modal da padat karya, unsur – unsur yang
mendukung industrinya biasanya dapat diperoleh di dalam negeri dan
keterampilan pekerjanya tidak terlalu tinggi.
Teknologi
Tepat Guna. Teknologi ini dicirikan dengan skala modal kecil, peralatan
yang digunakan sederhana dan pelaksanaannya bersifat padat karya.
Biasanya dilakukan di negara – negara berkembang, karena dapat membantu
perekonomian pedesaan, mengurangi urbanisasi dan menciptakan tradisi
teknologi dari tingkat paling sederhana.
Dengan
kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang
teknologi informasi dan teknologi transportasi yang dicapai manusia pada
unjung pertengahan kedua abad ke XX, memungkinkan arus informasi
menjadi serba cepat: apa dan oleh siapa dari seluruh muka bumi (bahkan
sebagian jagat raya) - menembus ke seluruh lapisan masyarakat dengan
bebas tanpa membedakan siapa dia si penerima. Tanpa mengenal batas jarak
dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya
yang dapat menghambat bertukar pikiran. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengaruh perkembangan IPTEK terhadap beberapa pola kemasyarakatan.
· Pengaruh perkembangan IPTEK terhadap pola kemasyarakatan alienasi
Alienasi
(keterasingan manusia) adalah suatu kondisi psikologis seorang individu
yang dinafasi oleh kesadaran semu (tentang misteri keabadian termasuk
Tuhan), keberadaan, dan dirinya sendiri sebagai individu serta
komunitas.
Perkembangan
IPTEK yang semakin pesat dan cenderung meniru budaya barat bisa jadi
menciptakan sebuah alienasi budaya. Orang merasa asing dengan budayanya
sendiri. Kaum muda tidak lagi at home dengan kebudayaan yang telah membentuk identitas sosialnya.
Kemajuan-kemajuan
memungkinkan banyaknya pilihan (multiple options) dan membuka
kesempatan tumbuhnya materialisme dan rasionalisme dengan luar biasa.
Tuntutan hidup begitu tinggi. Kemakmuran yang dicapai tidak terkendali,
gaya hidup menjadi konsumtif dan hedonistik. Manusia pribadi yang
menjadi begitu sibuk untuk mempertahankan hidup menyuburkan sosok
individualistik. Kaya dan sukses dari segi materi jadi satu-satunya
tujuan hidup. Persaingan demikian ketat, sehingga penghargaan manusia
terhadap waktu mencapai titik tertinggi dibandingkan masa sebelumnya.
Yang tersisa hanya wajah kehidupan tidak manusiawi dimana bahaya masa
depan ialah manusia menjadi robot karena terjadi alienasi diri.
Perkembangan
teknologi yang melanda hidup manusia harus dikuasai pemanfaatannya.
Jangan sampai perkembangan media menjadikan manusia sebagai objek,
menyeret dan memaksanya pada model kehidupan yang menyimpang.
· Pengaruh perkembangan IPTEK terhadap pola kemasyarakatan heteronomi
Heteronomi
adalah prinsip pembiaran sesuatu selain hukum moral untuk menentukan
apa yang mesti dilakukan. Ini mengganti kebebasan dengan sesuatu di luar
akal praktis, semisal kesukaan. Tindakan ini sendiri nonmoral (bukan
bermoral ataupun immoral) namun bisa immoral jika itu membuat orang
tidak melakukan kewajibannya. Contoh heteronomi : Anak merasa bahwa yang
benar adalah patuh pada peraturan dan harus menaati kekuasaan.
Dalam
masyarakat dengan teknologi maju cukup banyak contoh yang menunjukkan
betapa heteronomi bisa mengakibatkan munculnya berbagai perwujudan
perilaku menyimpang, bahkan bersifat ekstrem yang bisa berakibat
pertentangan antar-lapisan dan antar-golongan dalam masyarakat. Beberapa
perilaku menyimpang itu bisa berwujud pelarian untuk menghindar dari
pengaruh budaya baru, mungkin berupa pencemoohan sambil memperkenalkan
sumber nilai lain sebagai alternatif (misalnya mistik, metafisik).
Kemajuan teknologi yang serba praktis serta budaya asing yang berpengaruh
dominan terhadap satuan budaya asli bisa membangkitkan kesan sebagai
‘model’ untuk ditiru. Kecenderungan meniru itu dalam kelanjutannya bisa
terpantul melalui berkembangnya gayahidup (ljfestyle) yang
dianggap superior dibandingkan dengan gaya hidup lama. Berkembangnya
gaya hidup baru itu dapat menimbulkan kondisi sosial yang ditandai oleh
heteronomi, yaitu berlakunya herbagai norma acuan penilaku dalam
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan gayahidup yang ditiru dan budaya
asing bisa berkelanjutan dengan timbulnya gejala keterasingan dan
kebudayaan sendiri (cultural alienation).
· Pengaruh perkembangan IPTEK terhadap pola kemasyarakatan hegemoni
Hegemoni
adalah dominasi oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya dengan
atau tanpa ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang didiktekan oleh
kelompok dominan terhadap kelompok yang didominasi diterima sebagai
sesuatu yang wajar atau common sense. Jika dilihat sebagai
strategi, maka konsep hegemoni bukanlah strategi eksklusif milik
penguasa. Sebagai contoh, adalah kekuasaan dollar Amerika terhadap
ekonomi global. Kebanyakan transaksi internasional dilakukan dengan
dollar Amerika.
Hegemoni
juga terjadi di dunia satra Indonesia dimana media massa seperti koran
sangat membatasi dan hanya memuat karya-karya ataupun tulisan dari
pengirim yang dianggap ‘layak’ dimuat dan sesuai dengan panduan
kesusastraan Indonesia. Salah satu manfaat teknologi adalah kelahiran
sastrawan cyber Indonesia tentu saja tak dapat dilepaskan dari
kemunculan internet dalam dunia komunikasi. Revolusi komunikasi yang
dilakukan teknologi Internet telah menciptakan ruang-ruang alternatif
baru di luar dunia media massa cetak yang ada. Revolusi ini sendiri
sangat demokratis sifatnya, siapa saja dapat menggunakannya. Ruang-ruang
alternatif baru yang tercipta karena Internet telah memungkinkan para
penggunanya tidak berhenti hanya jadi pemakai yang pasif, seperti ketika
seorang pembaca membaca koran, tapi sekaligus jadi pencipta “message’
pada ruang-ruang tersebut.
· Pengaruh perkembangan IPTEK terhadap pola kemasyarakatan hedonisme
Hedonisme
adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan
materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini,
bersenang-senang, pesta pora dan rekreasi merupakan tujuan utama hidup,
entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Mereka beranggapan
hidup ini hanya satu kali sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup
senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup
dijalani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa
batas. Pandangan mereka terangkum dalam pandangan epikuris yang
menyatakan “Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu karena
besok engkau akan mati “
Globalisasi
yang didorong oleh kemajuan di bidang iptek, telah memberi pengaruh
amat besar pada setiap sendi-sendi kehidupan umat manusia di penjuru
jagat raya. Sebuah lompatan perubahan zaman yang tak bisa dihentikan. Ia
menerjang laksana gelombang pasang dan menarik siapa saja ke dalam
pusarannya.
Persoalannya,
akankah ini membawa umat manusia kepada sebuah peradaban baru, atau
malah sebaliknya mendorong pada titik nadir peradaban. Perlahan namun
pasti, perubahan radikal tatanan budaya lokal, maupun tata nilai sosial
yang dianut tengah terjadi.
Dan
salah satu sisi gelap gelombang perubahan zaman adalah sikap dan
perilaku manusia yang semakin mendewakan materi dan terperangkap dalam
pusaran kehidupan bendawi. Inilah yang disebut budaya hedonisme di mana
kesenangan dan kenikmatan materi menjadi tujuan utama.
Dalam
masalah pemanfaatan iptek, Barat sangat pragmatis-materialistis,
artinya hanya mencari keuntungan materi dan kesenangan duniawi semata.
Bacon berpendapat bahwa iptek harus digunakan untuk memperkuat kemampuan
manusia di bumi, iptek hanya berarti bila nampak dalam kekuasaan
manusia: iptek manusia adalah kekuasaan manusia. Pendekatan pragmatis
materialis ini telah menyebabkan iptek dikembangkan untuk memenuhi
kesenangan-kesenangan materi (hedonis-materialistis) dan mengorbankan
alam semesta. Menjamurnya produk-produk mainan (game) yang melampaui
kebutuhan merupakan bukti pemenuhan hedonisme tersebut.
B. PERKEMBANGAN IPTEK DALAM PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Perkembangan
IPTEK telah membawa kemajuan dan kemudahan serta perubahan pada
kehidupan manusia. Berbagai manfaatnya dapat terasa pada era sekarang
ini dimana semua perlahan beralih dari sesutau yang sederhana menjadi
sesuatu yang lebih modern.
Pengembangan IPTEK dalam pertimbangan nilai etis dan religious
Mengembangkan
nilai-nilai dan budaya iptek pada dasarnya adalah melakukan
transformasi dari masyarakat berbudaya tradisional menjadi masyarakat
yang berpikir analitis kritis dan berketerampilan iptek dengan tetap
menjunjung/memelihara nilai-nilai agama, keimanan, dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta nilai-nilai luhur budaya bangsa
Manusia
sebagai makhluk yang berakal budi tidak henti-hentinya mengembangkan
pengetahuannya. Akibatnya teknologi berkembang sangat cepat dan tidak
terbendung seperti tampak dalam teknologi persenjataan, computer
informasi, kedokteran, biologi dan pangan. Kemajuan teknologi tersebut
bila tidak disertai dengan nilai etika akan menghancurkan hidup manusia
sendiri seperti terbukti dengan perang Irak, pemanasan global, daya
tahan manusia yang semakin rendah, pemiskinan sebagian penduduk dunia,
makin cepat habisnya sumber alam, rusaknya ekologi, dan ketidakadilan.
Pertanyaan yang secara etis dan kritis harus diajukan adalah, apakah
teknologi yang kita kembangkan sungguh demi kebahagiaan manusia secara
menyeluruh? “Nilai kemanusiaan” sebagai salah satu nilai etika perlu
ditaati dalam mengembangkan teknologi
Memasuki
abad ke 21, berarti menapaki abad global. Akibat perkembangan tehnologi
informasi dan transportasi, dunia Inteernasional pada abad ini
mengalami sebuah perubahan besar, yang dikenal dengan era global. Dalam
era demikian, situasi dunia menjadi amat transparan, jendela
internasional, terdapat hampir disetiap rumah. Apa yang terjadi dsalah
satu sudut bumi dalam waktu singkat dapat ditangkap dari beerbagai
belahan dunia, pintu gerbang antar Negara semakin teerbuka, sekat sekat
budaya semakin hilang dan ujung ujungnya akan terbentuk apa yang disebut
Jhon Neisbitt sebagai Gaya Hidup Global.
Abad
ini ditandai dengan kemajuan sains dan teknologi yang sangat pesat.
Kemajuan itu terutama dipacu oleh kemajuan teknologi computer dan
informasi sehingga zaman ini sering disebut era revolusi baru yaitu
revolusi informasi.Produk dari kemajuan sains dan teknologi kian canggih
dan bermutu. Hampir dalam semua bidang kehidupan kita dapat menikmati
produk teknologi modern mulai dari peralatan rumah tangga sampai dengan
peralatan industri yang besar. Dengan semua kemajuan itu hidup manusia
dipermudah, diperlancar, dan lebih sejahtera. Tetapi di sisi yang lain,
kita melihat bahwa berbagai kemajuan tersebut juga membawa dampak
negatif bagi kehidupan manusia seperti lingkungan hidup yang tidak
nyaman, ketidakadilan dan bahkan penghancuran kelompok manusia.
Secara umum, etika menuntut kejujuran dan dalam iptek ini berarti kejujuran ilmiah (scientific honesty).
Mengubah, menambah, dan mengurangi data demi kepentingan tertentu
termasuk dalam ketidakjujuran ilmiah. Mengubah dan menambah data dengan
rekaan sendiri dapat dimaksudkan agar kurvanya memperlihatkan
kecenderungan yang diinginkan. Mungkin penelitinya sendiri yang
menginginkan agar hasil penelitiannya sesuai dengan teori yang sudah
mapan. Mungkin penaja (sponsor) peneliti itu yang ingin menonjolkan
citra produk industrinya. Mereka-reka data semacam itu merupakan the sin of commission. Sebaliknya membuang sebagian data yang “memperburuk” hasil penelitian adalah the sin commission. Penghapusan data yagn “jelek” itu mungkin dimaksudkan oleh penelitinya agar analisis datanya memperlihatkan keterandalan (realibility)
yang lebih baik. Lebih jahat lagi kalau dosa komisi itu dilakukan untuk
menyembunyikan efek samping yang negatif dari produk yang diteliti.
Ketidakjujuran ilmiah semacam ini pernah dilakukan peneliti yang ditaja
pabrik penyedap rasa (monosodium glutamate) di Thailand.
Kalau
data yang dibuang itu dinilai sebagai penyimpangan dari kelompok yang
sedang diteliti, dan karenanya harus ikut diolah, kejujuran ilmiah
menuntut penjelasan tentang penghapusannya. Perlu juga disebutkan
patokan yang dipakai untuk menentukan ambang nilai data yang harus ikut
dianalisis, misalnya patokan Chauvenet.
Sekarang umat manusia menghadapi masalah-masalah yang sangat serius, yang menyangkut teknologi dan dampaknya pada lingkungan. Kenyataan ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang etika:
a. Norma-norma
etika (dan agama) yang seperti apakah yang harus kita patuhi dalam
penelitian di bidang bioteknologi, fisika nuklir dan zarah keunsuran,
serta astronomi dan astrofisika?
b. Dalam penelitian kedokteran dan genetika, apakah arti kehidupan?
c. Dalam penelitian dampak teknologi terhadap lingkungan, bagaimana seharusnya hubungan manusia dengan alam, baik yang nirnyawa(the inanimate world) maupun yang bernyawa.
d. Apakah
masyarakat yang baik itu, dan dapatkah dikembangkan pengertian yang
universal tentang kebaikan bersama yang melampaui individualisme,
nasionalisme, dan bahkan antroposentrisme?
Dalam
bioteknologi (termasuk rekayasa genetika) dan kedokteran, pertanyaan
tentang arti, mulai dan berakhirnya kehidupan sangat penad (relevant).
Apakah orang yang berada dalam keadaan koma dan fungsi faal serta
metabolismenya harus dipertahankan dengan alat-alat kedokteran
elektronik dalam jangka panjang yang tidak tertentu masih mempunyai
kehidupan yang berarti ? Tak bolehkah ia minta (misalnya sebelum
terlelap dalam keadaan seperti itu), atau diberi, euthanasia berdasarkan informed consent
dari keluarganya yang paling dekat? Ini mengacu ke arti dan berakhirnya
kehidupan. Mulainya kehidupan, penting untuk diketahui atau ditetapkan
(dengan pertimbangan ilmu dan agama) untuk menentukan etis dan tidaknya menstrual regulation
(“MR”) dan aborsi, terutama dalam hal indikasi medis dari risiko bagi
ovum yang telah dibuahi dan terlebih-lebih lagi bagi ibunya, kurang
meyakinkan.
Bioteknologi/rekayasa
genetika mungkin hanya boleh dianggap etis jika tingkat kegagalannya
yang mematikan embrio relative rendah dan – bila menyangkut manusia –
hanya mengarah ke eugenika negatif. Tanaman dan organisme harus
disikapi dengan hati-hati, baik dari segi perkembangan jangka
panjangnya yang secara antropo sentries mungkin membahayakan kehidupan
kita, maupun dari segi pengaturannya dalam tata hukum dan ekonomi
internasional yang biasanya lebih menguntungkan negara-negara maju.
Etiskah untuk mematenkan organisme dan tanaman yang telah diubah secara
genetic (genetically modified)? Adilkah itu dan apakah itu
tidak mengancam kelestarian plasma nutfah? Keadilan yang dimaksudkan di
sini adalah keadilan agihan (distributive justice). Pengagihannya bukan hanya secara spatial, tetapi juga secara temporal. Dimensi spatiotemporal dari keadilan distributive ini tersirat dalam pengertian tentang “pembangunan yang terlanjutkan” (sustainable development) menurut Gro Harlem Brundtland.
Keseimbangan IPTEK dalam pembangunan dan lingkungan
IPTEK
dalam kehidupan manusia memanglah telah mebawa perubahan yang sangat
besar. Karenanya kini semua dapat terfasilitasi dengan lebih mudah dan
modern. Namun walau pengaplikasiannya mendatangkan kemajuan bagi
kehidupan masyarakat tetap saja harus memperhatikan segala entitas yang
ada dalm lingkungan diluarnya. Pengaplikasian IPTEK harus sesuai dengan
aturan yang ada dan memperhatikan segala dampak buruk yang dapat
ditimbulkan bagi manusia sebagai pengaplikasinya ataupun dengan
lingkungan sebagai area pengaplikasianya. Semua harus berjalan dengan
seimbang. Kemajuan IPTEK harus tetap diimbangi dengan pemeliharaan
keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Jangan sampai kemajuan yang
dihasilkan mengakibatkan keburukan bagi lingkungan. Sesungguhnya
pengembangan IPTEK yang menghasilkan kemajuan jika dibarengi dengan
pemanfaatannya bagi peningkatan kelestarian dan pemeliharaan lingkungan
akan lebih membawa kemaslahatan bagi kemajuan kehidupan bangsa sehingga
pembangunan yang terencana pun dapat terealisasi dengan lebih baik dan
sempurna.
Pengembangan IPTEK dalam pembangunan Indonesia sehingga menumbuhkan kreativitas, invention, discovery dan rekayasa
Bila
dikaji dari aspek substansi pengembangan kemampuan Iptekpun telah
menunjukkan berbagai perkembangan yang berarti dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup rakyat, antara lain:
Pertama kegiatan pengembangan iptek di bidang kebutuhan dasar manusia yang
meliputi bidang kesehatan, pertanian, pangan dan gizi, permukiman dan
perumahan, serta pendidikan telah memberikan sumbangan besar bagi
tercapainya swasembada beras, perbaikan gizi masyarakat, peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, serta peningkatan kecerdasan kehidupan
masyarakat.
Kegiatan
iptek di bidang pertanian telah berhasil melepas 98 varietas unggul
padi, yang meliputi 70 varietas unggul padi sawah, 9 varietas padi
pasang surut, dan 19 varietas padi gogo, serta 79 varietas unggul
palawija. Kegiatan iptek di bidang tanaman horti kultura
telah menghasilkan 17 varietas unggul. Kegiatan penelitian di bidang
kesehatan dan gizi dalam rangka penanggulangan kebutaan terhadap
anak-anak karena kekurangan vitamin A, berhasil digunakan sebagai contoh
untuk diterapkan pada negara berkembang lainnya.
Kedua
kegiatan pengembangan iptek dalam sumber daya alam dan energi
menghasilkan data dan informasi yang bermanfaat untuk pelestarian fungsi
dan kemampuan lingkungan hidup dan sumber daya alam. Melalui kegiatan
survei dan pemetaan telah dihasilkan 2.546 peta dasar rupa bumi, 973
peta dasar radar, dan 380 peta toto dalam berbagai skala. Dalam upaya
mengendalikan pencemaran lingkungan, telah dikembangkan lasilitas
pengolahan limbah, penguasaan teknologi bersih lingkungan, dan
pengembangan proses daur ulang. Dalam upaya melestarikan keanekaragaman
hayati, telah ditangkarkan beberapa fauna langka, inventarisasi hutan
dengan menggunakan citra satelit ataupun foto udara, dan peningkatan
koleksi tanaman di kebun raya.
Ketiga,
kegiatan pengembangan iptek di bidang industri, khususnya industri
pesawat terbang, melalui alih teknologi telah mencapai tahap integrasi teknologi
dan sedang menuju ke tahap berikutnya dari transformasi teknologi,
yaitu pengembangan teknologi baru untuk menghasilkan produk baru. Hal
itu ditunjukkan dengan kemampuan mengembangkan dan memproduksi pesawat
CN 235, dan sedang dirancangnya pesawat terbang N 250 yang merupakan
upaya mencapai tahap transformasi teknologi ketiga.
Untuk industri
maritim dan perkapalan telah mampu mendesain kapal ikan Mina Jaya 15,
20, 30 DWT yang sesuai dengan kondisi perairan Indonesia, kapal Maruta
Jaya 2.050 DWT, Caraka Jaya 1.000-3.600 DWT. Dalam bidang industri
transportasi darat, industri kereta api, telah diekspor 150 gerbong
kereta api, menguji komponen prototipe kereta rel listrik, girder jalan
layang Sosro Bahu, dan bantalan rel yang terbuat dari beton.
Keempat
industri telekomunikasi dan elektronika telah mampu memproduksi
komponen transistor frekuensi tinggi untuk penguat daya transistor dan
komponen semikonduktor untuk keperluan avionik, pemancar radio dan
televisi untuk daerah terpencil, serta dikembangkannya komunikasi
telepon yang menggunakan frequency division multiplexing (FDM). Sebagian
dari produk tersebut di atas telah pula diekspor. Selain itu, telah
berhasil diproduksi perangkat stasiun bumi kecil, stasiun pemancar
televisi serta penerapan metode elemen hingga (MEH) dalam bentuk
perangkat lunak. Adapun di bidang penerapan sistem kontrol otomatik
telah dihasilkan beberapa prototipe robot untuk keperluan industri.
Kelima
dalam industri energi telah berhasil dibuat desain turbin uap batu bara
untuk pembangkit listrik dengan kekuatan 50 kilowatt, model pemanfaatan
energi matahari untuk pembangkit tenaga listrik, penggerak pompa
irigasi, dan pengolah air laut menjadi air tawar. Di samping itu, juga
berhasil dikembangkan pemanfaatan batu bara sebagai kokas dan sebagai
karbon aktif. Selain itu, telah berhasil diterapkan hasil studi mengenai
Enhanced Oil Recovery (EOR) di beberapa ladang minyak. Juga berhasil
ditingkatkan keandalan saluran interkoneksi dan dikembangkan pembuatan
briket gambut untuk keramik.
Dalam
rangka meningkatkan kemampuan di bidang pertahanan keamanan negara,
telah dilakukan berbagai pengkajian, penelitian, dan pengembangan yang
bertujuan meningkatkan keandalan dan efisiensi pengoperasian dan
pemeliharaan peralatan utama sistem senjata ABRI. Kerja sama antara
lembaga penelitian dan pengembangan hankam dengan lembaga penelitian
pemerintah, perguruan tinggi dan industri strategis telah dirintis dalam
rangka perumusan persyaratan teknis/operasional sistem senjata,
pengembangan beberapa peralatan/sistem senjata, serta penerapan beberapa
jenis teknologi, seperti teknologi inderaja, teknologi material, dan
teknologi perangkat lunak.
Pengembangan kemampuan iptek di bidang sosial budaya, falsafah, ekonomi, hukum,
dan perundang-undangan yang dilakukan oleh lembaga penelitian
pemerintah, masyarakat, dan swasta telah melahirkan pemikiran baru dan
membuka cakrawala baru di bidang sosial budaya dan dalam pelaksanaan
manajemen pembangunan. Pemikiran dan perubahan baru di berbagai bidang
itu juga merupakan perpaduan dari hasil penelitian dan pendidikan.
Berbagai hasil penelitian dan karya tulis yang mendorong cara pikir dan
cara pandang iptek itu telah mendorong masyarakat memiliki perhatian
saksama dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai iptek.
Kemajuan
IPTEK sangat berperan dalam peningkatan mutu bangsa dalam berbagai
bidanga baik bidak ekonomi, social, pertahanan keamanan dan sebagainya.
Peran IPTEK Dalam Bidang Ekonomi
Ekonomi
adalah kebutuhan manusia, maka sipa yang dapat menguasai perekonomian,
dialah yang memegang kekuasaan. Pada saat mata pencaharian utama manusia
masih menyangkut soal tanah, kaum feodallah yang memegang kekuasaan.
Sedangkan ketika industri memegang peranan penting dalam ekonomi maka
kaum kapitalislah yang memegang peranan utama dalam penyediaan segala
kebutuhan manusia. Sekarang kaum kapitalis industrialis telah banyak
mengembangkan usahanya hingga melampaui batas negaranya yang disebut
Multi National Corporation ( MNC ). Kadang – kadang perusahaan
perusahaan multinasional ini di negara – negara berkembang ikut serta
menentukan politik pemerintahan. Perusahaan besar semacam itu tidak
mungkin berkembang tanpa dukungan teknologi
Walaupun
sebagian penduduk dunia masih hidup di bawah garis kemiskinan namun
sebagian besar sudah dapat merasakan manfaat dipergunakannya teknologi
modern, karena kebutuhan hidupnya dapat dengan mudah diperoleh dengan
harga yang relative lebih murah. Cara pembayarannya pun dapat dilakukan
dengan tunai atau kredit.
Peran IPTEK Dalam Bidang Sosial
Dengan berkembangnya industri dan kegiatan ekonomi, maka memungkinkan
orang hidup dalam lapangan pekerjaan tersebut. Hal tersebut dapat
dilihat dari angka – angka yang menunjukan bahwa pekerja di pabrik atau
perusahaan terus meningkat sedangkan bekerja di sector pertanian makin
menurun.
Nilai
social juga berubah. Pada masa lalu orang merasa bahwa menjadi pegawai
negeri dinilai lebih tinggi status sosialnya dibandingkan para pedagang atau pengusaha. Sekarang menjadi pengusaha atau karyawan pabrik dianggap sebagai tenaga professional yang mempunyai nilai status yang tinggi.
Makin
berkembangnya teknologi menyebabkan industri memproduksi barang secara
missal juga meningkat. Tetapi sering kali juga dimanfaatkan untuk
kepentingan yang negatif seperti peniruan atau pemalsusan merek dagang
dan sebagainnya. Kian majunya masyarakat yang dibarengi dengan
peningkatan jumlah penduduk, menyebabkan manusia sering kehilangan nilai
etisnya dan mudah melakukan tindakan yang tercela dan melanggar hukum.
Peran IPTEK Dalam Bidang Budaya
Budaya dapat berwujud tiga hal, yaitu idea tau gagasan, tingkah laku atau tindakan dan benda atau barang yang dihasilkan oleh manusia. Jadi budaya mempunyai pengertian yang luas.
Seperti
telah diuraikan di atas, teknologi dan industri mempunyai dampak
positif dan negatif. Karena itu hendaknya teknologi secara efektif mampu
memerangi kemiskinan, keterbelakangan dan menjamin kemajuan bagi bangsa
manusia. Manusia juga perlu sadar bahwa orang menciptakan sesuatu bukan
untuk menghancurkan, melainkan untuk kesejahteraan umat.
Peran Iptek Dalam Mendukung Pertahanan Negara
Implementasi
dalam pelaksanaan pertahanan negara tidak terlepas dari aspek ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek). Kemajuan teknologi tetap merupakan
kebutuhan yang sangat mendasar bagi pertahanan negara. Untuk mencapai
kemajuan tersebut perlu adanya suatu pemantauan secara berkelanjutan
terhadap perkembangan teknologi pertahanan dari seluruh dunia dan
meningkatkan kemampuan teknologi pertahanan sesuai dengan tuntutan
kebutuhan yang ada. Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi adalah
adanya tuntutan untuk selalu meningkatkan bargaining power di segala
bidang dalam era globalisasi ini karena negara-negara yang tidak
menguasai atau bahkan tidak menerapkan kemajuan teknologi, akan
tertindas dan terdikte oleh negara lain yang lebih menguasai teknologi.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar dalam teknologi
pertahanan maka diperlukan suatu penanganan yang serius terhadap
kemajuan teknologi tersebut dan dihadapkan pada keberagaman teknologi
yang telah berkembang, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat
expert dan profesional di bidang Iptek sehingga dapat meningkatkan
kinerja sesuai kepentingan pertahanan saat ini dan yang akan datang
Pertahanan
negara pada hakekatnya merupakan upaya untuk mengatasi ancaman yang
berasal dari dalam maupun luar negeri, dengan kata lain yakni untuk
melindungi kepentingan nasional dan mendukung pencapaian pembangunan
nasional. Ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung kepentingan
pertahanan negara diartikan sebagai penerapan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan untuk menghasilkan produk teknologi yang berupa barang atau
alat peralatan untuk mendukung kemampuan dan penyiapan kekuatan
pertahanan negara.
Dilihat
dari perspektif pembangunan nasional yang mensyaratkan adanya
keseimbangan yang harmonis antara aspek security dan prosperity
nasional, maka dukungan Iptek dalam upaya pertahanan negara mutlak
diperluaskan, dapat diartikan bahwa Iptek merupakan faktor pengganda
kekuatan (force multiplier) kaitannya dengan peningkatan aspek-aspek
antara lain efektifitas sista, mobilitas dan sebagainya. Walau sampai
saat ini belum sampai pada tahap pembuatan sista secara mandiri, namun
dalam rangka mewujudkan kesiapan operasional sista yang dimiliki
memerlukan penguasaan Iptek. Secara makro dapat dikemukakan bahwa peran
Iptek yang menonjol dalam pembangunan pertahanan nasional antara lain
adalah dapat memacu terwujudnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
peralatan pertahanan secara mandiri, khususnya dukungan tersedianya alat
peralatan pertahanan secara berkesinambungan suku cadang dan
pemeliharaan.
Teknologi Pertahanan Negara Maju
Beberapa
negara maju telah mengelompokkan atau merumuskan teknologi yang terkait
untuk kepentingan pertahanan diantaranya adalah United State.
Departemen Pertahanan Amerika mengelompokan teknologi yang terkait
dengan pertahanan (Military Critical Technologies) sebagai berikut :
a. Aeronautics systems technology, meliputi : Aircraft, fixed wing; Gas turbine engines; Human (crew) system interfaces. Teknologi
yang mendukung adalah : Manufacturing & fabrication; Electronic
systems; Information systems; Sensors & lasers; Power systems;
Materials; Missiles. Negara yang menguasai teknologi tersebut adalah US,
United Kingdom, Germany dan France.
b. Armaments
and Energetic Materials Technology, meliputi : Ammunition, small and
medium caliber; Boms, warheads, and large caliber projectiles; Energetic
materials; safing, arming, fuzing, and firing; Gun and artillery
systems; Mines, countermines, and demolition systems. Teknologi yang
mendukung adalah : Manufacturing fabrication; Guidance, navigation &
vehicle control; Information Systems; Sensors & lasers; Materials.
Negara yang menguasai teknologi tersebut adalah US, United Kingdom,
Russia, Germany, danFrance, diikuti oleh Sweden dan China.
c.
Chemical and Biological Systems Technology, meliputi : Chemical and
biological defense systems; Detection, warning, and identification.
Teknologi yang mendukung adalah : Biotectology; Manufacturing;
information systems; Sensors. Negara yang menguasai teknologi tersebut
adalah US, United Kingdom, Russia, Sweden, Japan, Israel, Germany,
France, Canada, diikuti oleh Switzerland, Czech republic, Netherland,
dan China.
Dari
referensi diatas, dapat kita ambil sebagai bahan komparatif untuk
penerapan teknologi pertahanan di negara Indonesia. Namun perlu
mempertimbangkan faktor-faktor seperti kondisi, kebutuhan, dan kemampuan
Indonesia saat
ini dan yang akan datang serta strategi pertahanan yang akan
diimplementasikan. Untuk merumuskan dan menentukan teknologi pertahanan
juga sangat terkait dengan filosofi dan visi negara kita bagaimana.
Seperti Amerika yang mempunyai visi negaranya sebagai “Polisi dunia”,
Singapura visinya “mempertahanankan kekuatan di udara”, maka strategi
negaranya juga sangat berbeda dengan negara-negara lainnya. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap penentuan teknologi apa yang akan berperan
dibutuhkan untuk pertahanan negaranya.
SDM (Human Resource) adalah bagian dari manusia yang memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai sumber daya. Sedangkan tenaga ahli (expert) adalah
bagian dari tenaga kerja yang sudah lebih ditingkatkan lagi ketrampilan
dan kemahirannya dalam bidang pekerjaan masing-masing. SDM profesional
dan expert untuk kepentingan pertahanan ini dipersiapkan sejak dini
secara terus menerus untuk menjamin keberlanjutannya kebutuhan
pertahanan negara utamanya menjamin keutuhan wilayah kedaulatan NKRI.
Untuk
menentukan kemampuan apa yang dibutuhkan oleh SDM yang profesional di
bidang Iptek dirumuskan dengan mengacu pada upaya pertahanan negara dan
Iptek pertahanan. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang terkait dengan
pertahanan sesuai analisis dengan merefer uraian teknologi diatas secara
garis besarnya berfokus pada teknologi : Manufacturing &
fabrication; Information systems; Electronic systems; Materials; Sensors
& lasers; Guidance, navigation & vehicle control;
Biotechnology; Power systems; Instrumentation; Propulsion systems,
Vetronics, Aeronautics, Chemical & biological systems, Signature
reduction, Computer dan simulation. Ilmu pengetahuan tersebut diatas
perlu dikembangkan dari mulai pendidikan setaraf Sekolah Menengah Atas,
sampai dengan perguruan tinggi maupun sekolah tinggi kejuruan. Untuk
menghasilkan SDM yang expert tidak bisa dilakukan dalam waktu yang
singkat, perlu pelatihan dan penempatan pekerjaan sesuai dengan disiplin
ilmu tersebut agar pengkaderan dan profesionalisme dapat dikembangkan.
Di Indonesia nampaknya hal demikian belum teraktualisasikan dengan baik,
masih perlu “good will” dari para pucuk pimpinan dalam menempatkan SDM
yang sesuai bidangnya.
Sistem keamanan yang didukung oleh penguasaan iptek yang memadai dapat meningkatkan
daya tangkal secara efektif untuk mempertahankan bangsa dan negara dari
berbagai ancaman keamanan baik yang bersifat tradisional maupun non
tradisional.
Masalah Teknologi Maju di Negara Berkembang
Pada
era pembangunan sekarang ini, masyarakat Indonesia sudah terlibat dalam
sentuhan teknologi maju, dan bahkan telah sampai ke desa – desa.
Teknologi maju membawa juga semacam gaya hidup yang senang dan mewah.
Makin
majunya teknologi tersebut makin melahirkan sifat yang menyenangkan dan
mewah, dan juga seringkali makin mahal. Karena memang sudah mendorong
lahirnya pola hidup mewah di kalangan berada terutama di kota – kota
besar.
Persentuhan
masyarakat Indonesia dengan kemajuan teknologi nampaknya menciptakan
hasil yang bersegi dua. Di satu pihak membawa gaya hidup yang serba
menyenangkan. Tetapi di lain pihak membawa juga problem social yang
gawat yaitu mempertajam jurang pemisah antara lapisan kaya dan lapisan
miskin di kalangan masyarakat, serta seringkali juga mempermudah
terjadinya benacan – bencana bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Penggunaan teknologi maju di sector modern di negara berkembang seperti
Indonesia kadang – kadang tidak dapat dihindarkan jika memang lebih
efisien daripada teknologi lainnya. Namun dalam menentukan teknologi
yang akan digunakan sangat diperlukan pendekatan selektif yang
,menghindarkan penggunaan teknologi maju secara luas tanpa pertimbangan
mengenai keuntungan atau manfaat bagi masyarakat.
Perlu
diketahui bahwa teknologi maju dikembangkan sesuai dengan keadaan dan
lingkungan khas di negara – negara maju, yang dalam hal tersebut amat
berbeda dengan keadaan dan lingkungan negara berkembang, namun kurang
diketahui perbedaan apa yang menyebabkan kesulutan dalam pengalihan
teknologi maju di negara – negara berkembang.
a. Dalam
bidang organisasi, perbedaan utama antara negara – negara maju dan
negara – negara berkembang adalah skala produksi dari unit produksi di
negara erkembang. Skala produksi yang besar sering diperlukan dalam
penggunaan teknologi maju dan menghasilkan “ Economic of Scal “, yaitu
penurunan dalam biaya satuan makin besar skal produksi. Lagipula, unit
produksi yang besar itu memerlukan teknik pengolahan yang maju pada
umumnya langka skala di negara berkembang.
b. Dalam
bidang teknik, penggunaan teknologi maju oleh negara-negara berkembang
memerlukan masukan barang – barang dan jasa – jasa yang perlu diimport
dari negara maju, karena tidak tersedia atau belum dapat dihasilkan oleh
negara berkembang.
c. Dalam
bidang ekonomi, penggunaan teknologi maju di negara berkembang teritama
mempengaruhi kesempatan kerja yang tersedia. Hal tersebut disebabkan
oleh perbedaan pokok antara negara maju dan negara berkembang, yaitu
tingkat pendapatan per kapita yang rendah di negara berkembang yang
menyebabkan perlu tingkat tabungan per kapita yang rendah di negara
berkemabang.
Karena
sumber pembiayaan invesatasi adalah tabungan, maka dengan sendirinya
tabungan per kapita yang rendah akan berarti tingkat biaya per kapita
yang rendah yang tersedia sebagai invesatasi. Kesulitan yang timbul
dalam pengalihan teknologi maju ke negara berkembang di sebabkan oleh
karena teknologi maju tersebut dikembangkan di negara maju yang mampu
untuk menunjang tingkat invesatasi per kapita yang tinggi.
Teknologi
ini umumnya dicirikan oleh perbandingan modal tenaga kerja yang tinggi.
Oleh karena itu jika teknologi maju digunakan juga di negara
berkembang, maka hal tersebut akan berarti persediaan tabungan yang
relative terbatas jumlahnya akan terpaksa dipusatkan pada kelompok kerja
yang menggunakan teknologi maju. Tetapi dengan demikian tidak akan
tersedia cukup dana tabungan lagi untuk mempekerjakan seluruh tenaga
kerja di sector lain yang tidak memerlukan teknologi maju. Dengan
demikian maka penggunaan teknologi maju yang kurang selektis dapat
mempersulit penanggulangan masalah pengangguran dan setengah
pengangguran yang umum terdapat di negara berkembang, termasuk
Indonesia. Suatu konsekuensi lain dari pengalihan teknologi maju ke
negara berkembang yang belum mempunyai kemampuan sendiri untuk
mengembangkan teknologi yang tepat guna dengan lingkungan dan kebutuhan
negara tersebut adalah ketergantungan teknologi pada negara maju. Hal
tersebut disebabkan oleh karena negara maju memang dapat menjual
teknologi maju kepada negara berkembang, namun bukan pengetahuannya atau
kemampuan untuk mengembangkan teknologi tersebut. Tetapi karena
teknologi di negara maju berkembang terus, maka ketergantungan teknologi
negara berkembang menjadi semakin besar, oleh karena negara berkembang
dapat membeli teknologi maju dari negara maju, tetapi tidak dapat
membeli pengetahuan yang diperlukan untuk menghasilkan teknologi maju
tersebut.
Peran IPTEK Dalam Lingkungan
IPTEK
memegang peranan penting bagi negara-negara berkembang dalam proses
peningkatan standar hidup, kesejahteraan, dan melindungi sumber daya
alam dan keanekaragaman hayati. Negara-negara berkembang menghadapi
berbagai tantangan jangka pendek dan jangka panjang. Perubahan
penggunaan lahan melalui penggundulan hutan dan perubahan lahan
pertanian akibat aktivitas sosio-ekonomi di daerah tangkapan air di
hulu, telah menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan lingkungan dan
infrastruktur akibat bencana yang ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan
di daerah tangkapan air, menyebabkan kelangkaan air bersih di berbagai
negara, selain bencana banjir ketika musim penghujan
Lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
mahluk hidup (termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya) yang
mempengaruhi peri-kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
lainnya. Oleh karena itu kelestarian dan keseimbangan alam perlu
dipertahankan agar senantiasa memberikan daya dukung bagi kehidupan
manusia ke taraf hidup yang lebih baik.
Namun yang terjadi kini malah sebaliknya, Dominasi manusia terhadap lingkungan seringkali
berdampak buruk. Pembangunan dan penguasaan iptek dalam mengeksplorasi
alam untuk peningkatan ekonomi seringkali melampaui batas dan sering
kali mengabaikan kondisi lingkungan itu sendiri. Padahal kemampuan
sumber daya dan kemampuan alam untuk mengeliminasi Zat pencemar adalah
terbatas. Apalagi saat ini, krisis yang melanda negeri ini menyebabkan
kehidupan lebih memburuk.
Belum
optimalnya peran iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan
hidup. Kemajuan iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan
lingkungan. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya
sistem manajemen dan teknologi pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Sistem tersebut akan mendorong pengembangan dan pemanfaatan iptek yang
bernilai ekonomis, ramah lingkungan dan mempertimbangkan nilai-nilai
sosial budaya masyarakat setempat.
Sektor
lingkungan hidup merupakan isu penting di dunia saat ini. Secara garis
besar, pemanfaatan iptek harus senantiasa mempertimbangkan usur
lingkungan hidup. Artinya, pemanfaatannya harus sejauh mungkin ramah
lingkungan. Komitmen
pemerintah terhadap lingkungan hidup juga sudah lumayan tinggi. Salah
satu buktinya, sudah ada Kementerian Negara Lingkungtan Hidup yang
khusus mengurusi hal itu pada pemerintahan yang ada saat ini.
Peran IPTEK Untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Tuntutan
terhadap pengembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini
semakin mengemuka. IPTEK dituntut mampu mencari berbagai alternative
pemecahan masalah yang ada ditengah-tengah masyarakat dengan
mengembangkan perilaku kritis, obyektif, dan rasional sehingga bisa
mengetahui kebutuhan riil yang dirasakan oleh masyarakat secara
langsung.
IPTEK
bukanlah suatu system tersendiri yang hanya berada diruang penelitian
dan laboratorium dalam sebuah menara gading yang terpisah dari
masyarakat sekitarnya. Pada akhirnya, IPTEK harus mampu menjadi suluh
penerang dan pedoman bagi seluruh warga masyarakat untuk bisa membawanya
ke Indonesia yang gemilang. Dengan memperhatikan perkembangan dan
kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguasaan IPTEK mutlak
diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
Peran
iptek dalam membangun peradaban suatu bangsa telah lama diakui secara
universal, pengalaman berbagai negara menunjukkan secara jelas bahwa iptek menduduki peran sentral bagi pertumbuhan dan bagi memperkokoh daya saing utama pada arena persaingan global.
Perubahan
ke empat pasal 31 ayat 5 uud 1945, yang berbunyi “pemerintah memajukan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan
umat manusia”, perlu kita jabarkan dan terapkan dalam program
pembangunan bangsa.
Tugas
yang mulia ini tentunya bukan hanya tugas pemerintah saja tetapi
merupakan tugas kita bersama melihat betapa pentingnya peran iptek dalam
mewujudkan peradaban dan kesejahteraan bangsa, maka sudah selayaknya
pengembangan dan pemanfaatannya dilakukan secara nasional, dalam arti
merata di seluruh daerah. Salah satu modal dasar bagi pengembangan dan
pemanfaatan iptek di tingkat daerah adalah regulasi kewenangan yang
lebih bersifat otonomis. Sejak diberlakukannya uu no. 22 tahun 1999
tentang pemerintahan daerah yang memberikan otonomi lebih luas kepada
daerah untuk mengurus dirinya sendiri. Serta diberlakukannya
undang-undang nomor 18 tahun 2002 tentang sistem nasional penelitian,
pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
inisiatif daerah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
seharusnya juga semakin tinggi. Kedua undang-undang tersebut merupakan
tuntunan bagi kita semua baik yang di pusat maupun di daerah dalam
melaksanakan pembangunan nasional dibidang iptek kedua undang-undang
tersebut juga mengamanatkan kepada kita agar kita mampu
menumbuhkembangkan jaringan sistem, penelitian, pengembangan dan
penerapan iptek mulai dari tingkat nasional sampai daerah.
Sebagai contoh Peran IPTEK untuk meningkatkan kesejahteraan adalah sebagai berikut :
a. Penyediaan pangan
Perkembangan
IPTEK dalam bidang pangan dimungkinkan karena adanya pendidikan,
penelitian dan pengembangan di bidang pertanian terutama dalam
peningkatan produktivitas melalui penerapan varitas unggul, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit, pola tanaman dan pengairan. Namun di
sisi lain perkembangan tersebut berdampak fatal, misalkan saja
penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama ternyata dapat menyebabkan
penyakit dalam tubuh manusia.
b. Penyediaan Sandang
• Pada awalnya bahan sandang dihasilkan dari serat alam seperti kapas, sutra, woll dan lain-lain
• Perkembangan
teknologi matrial polimer menghasilkan berbagai serat sintetis sebagai
bahan sandang seperti rayon, polyester, nilon, dakron, tetoron dan
sebagainya
• Kulit sintetik juga dapat dibuat dari polimer termoplastik sebagai bahan sepatu, tas dan lain-lain
• Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti penggunaan zat azo dan sebagainya.
c. Penyediaan Papan
• Teknologi
papan bersangkut paut dengan penyediaan lahan dan bidang perencanaan
seperti city planning, kota satelit, kawasan pemukiman dan sebagainya
yang berkaitan dengan perkembangan penduduk
• Awalnya bahan pokok untuk papan adalah kayu selanjutnya dikembangkan teknologi matrial untuk mengatasi kekurangan kayu
• Untuk
mengatasi kekurangan akan lahan dikembangkan teknologi gedung
bertingkat, pembentukan pulau-pulau baru, bahkan tidak menutup
kemungkinan pemukiman ruang angkasa.
d. Peningkatan Kesehatan
• Perkembangan Ilmu Kedokteran seperti : ilmu bedah dan lain-lain
• Penemuan alat-alat kedokteran seperti : stetoskup, USG, dan lain-lain
• Penemuan obat-obatan seperti anti biotik, vaksin dan lain-lain
• Penemuan radio aktif untuk mendeteksi penyakit secara tepat seperti tumor dan lain-lain
• Penelitian tentang kuman-kuman penyakit dan lain-lain.
e. Penyediaan Energi
• Kebutuhan akan energi
• Sumber-sumber energi
• Sumber energi konvensional tak dapat diperbaharui
• Sumber energi pengganti yang tak habis pakai
• Konversi energi dari satu bentuk kebentuk yang lain.
Peran IPTEK Dalam Era Globalisasi
Perbedaan
utama antara negara maju dan negara berkembang adalah kemampuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang pesat di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju karna didukung oleh
sistem informasi
yang mapan. Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara
berkembang mengakibatkan keterbelakangan dalam penguasaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Jadi jelaslah bahwa maju atau tidaknya suatu
negara sangat di tentukan oleh penguasaan teirhadap informasi, karena
informasi merupakan modal utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan.teknologi yang menjadi senjata pokok untuk membangun negara.
Sehingga apabila satu negara ingin maju dan tetap eksis dalam persaingan
global, maka negara tersebut harus menguasai informasi.
Di
era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi tidak
cukup harnya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan.
Sebab hampir tidak ada guna menguasai informasi yang telah usang,
padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat
mengakibatkan usia informasi menjadi sangat pendek, dengan kata lain,
informasi lama akan diabaikan dengan adanya informasi yang lebih baru.
Masukan
(input) dan kontribusi langsung dari para pemegang peran (stakeholders)
yang lain; siswa, orang tua dan anggota masyarakat juga memberikan
informasi yang sangat membantu dan meningkatkan dukungan masyarakat bagi
pengembangan sekolah. Jika obyektifitas utamanya adalah memaksimalkan
pendidikan sumber daya manusia maka hal itu telah meningkatkan hubungan
komunikasi kita dengan seluruh sektor lingkungan pendidikan dan para
pemegang peran (stakeholders). Lagipula kunci utama untuk meningkatkan
komunikasi harus terfokus pada saling berbagi komunikasi terbuka dan
meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan dukungkan dari segala bidang.
Kehidupan
kita sekarang perlahan lahan mulai berubah dari dulunya era industri
berubah menjadi era informasi di balik pengaruh majunya era globalisasi
dan informatika menjadikan computer, internet dan pesatnya perkembangan
teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh
kekurangan dikehidupan kita. Aktifitas network globalisasi ekonomi yang
disebabkan oleh kemajuan dari teknologi informasi bukan hanya mengubah
pola produktivitas ekonomi tetapi juga meningkatkan tingkat
produktivitas;dan
pada saat bersamaan juga menyebabkan perubahan structural dalam
kehidupan politik, kebudayaan, kehidupan sosial masyarakat dan juga
konsep waktu dalam dalam berbagai lapisan masyarakat.
Dalam
globalisasi ekonomi, perekonomian dunia tidak akan lagi mengenal
batas-batas negara dan bahkan peranan negara diramalkan akan semakin berkurang.
Arus globalisasi ekonomi dipercepat oleh kemajuan teknologi yang makin
pesat khususnya di bidang transportasi, telekomunikasi dan informasi
yang memungkan arus orang, barang, jasa, dan informasi bergerak dengan
lebih cepat, dalam jumlah yang semakin besar, dengan kualitas yang
semakin baik, dan dengan biaya yang semakin murah. Persaingan antar
bangsa dalam memproduksi barang dan jasa akan semakin kuat dan ketat.
Kemajuan teknologi itu pulalah yang akan makin mempercepat proses
globalisasi di berbagai bidang kehidupan manusia. Dengan demikian, maka
penguasaan iptek dari suatu bangsa yang akan menentukan keberhasilan
bangsa itu menghadapi globalisasi dalam bidang ekonomi dan bidang
kehidupan lainnya.
C. DAMPAK NEGATIF ATAS PENYALAHGUNAAN IPTEK
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi dapat membantu atau
mempermudah kinerja manusia dalam menjalankan usaha atau kreativitas dan
aktivitas, akan tetapi disisi lain dengan kemajuan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menghancurkan moral atau akhlak
manusia, karena manusia tidak bisa mengambil nilai manfaat dari
teknologi yang digunakan atau manusia menyalahgunakan ilmu pengetahuan
dan teknologi itu untuk kepentingan ”hasrat” sesaat. Hasrat sesaat yang
penulis maksud disini ialah menyalurkan kepentingan-kepentingan yang
dapat atau bisa merusak atau merugikan diri sendiri dan orang lain. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi ini berkembang sesuai dengan tuntutan
jaman. Tidak terasa jaman telah berganti dan sekarang manusia berada
pada jaman era globalisasi, pusat-pusat informatika begitu mudah
didapat, persaingan begitu ketat baik dibidang usaha atau pekerjaan
maupun dibidang pendidikan. Proses globalisasi di satu sisi membuka
peluang besar untuk perkembangan manusia, disisi lain membuka
ketakutan-ketakutan dan ketidaksiapan manusia untuk menunjukkan skill
yang dimiliki, sehingga manusia yang tidak siap menghadapi datangnya
globalisasi menyatakan bahwa globalisasi sebagai sistem yang tidak
manusiawi.
Sebagai
sistem pengetahuan, sains harus dibedakan dari cara berpikir yang
berdasarkan ilmu pengetahuan yang saya sebut “sainsisme.” Paham ini
mengandaikan bahwa sains merupakan satu-satunya norma dalam hidup, bahwa
tidak ada sumber pengetahuan lain selain sains. Sainsisme juga
mengandaikan bahwa semua persoalan dalam hidup dapat dipecahkan oleh
sains dan teknologi. Sebagai contoh, ada orang berpendapat bahwa
eksploitasi terhadap orang miskin dibenarkan berdasarkan pengamatan
bahwa pada hakekatnya binatang berkembang melalui (prinsip) survival of
the fittest (yang kuat yang menang). Ini disebut “teori evolusi sosial” dan jelas berbeda dengan teori ilmiah evolusi. Saya
ingin menekankan bahwa sainsisme itu bukan merupakan konsekuensi sains.
Seperti sudah saya jabarkan, para saintis dewasa ini sadar dengan baik
akan keterbatasan sains itu sendiri.
Perkembangan
teknologi dan penelitian ilmiah merupakan kegiatan manusia dan
mempunyai dimensi moral dan etika. Kita harus menghindari sainsisme yang
menjadikan sains sebagai norma absolut kehidupan dan orang diijinkan
untuk melakukan apa saja yang mungkin dalam sains dan teknologi.
Manusia
memiliki dua peranan yang harus dilakoni dalam kehidupan ini, yaitu
manusia sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk sosial.
Sebagai seorang individu manusia memiliki sifat egois, ambisius dan
tidak pernah puas. Sedangkan dalam peranannya sebagai makhluk sosial
mereka dituntut untuk bisa berbagi dan saling tolong menolong.
Dari
kedua sifat yang saling bertolak belakang itulah muncul teknologi.
Singkat kata teknologi juga memiliki dua sifat yang berbeda, yaitu
positif dan negatif. Kedua dampak tersebut pasti berjalan beriringan
seiring dengan teknologi yang dihasilkan manusia. Karena akhir – akhir
ini banyak yang lebih mementingkan individualisme daripada sosial
kemasyarakat, maka teknologi yang dihasilkanpun cenderung kepada sifat
yang negatif. Banyak kerugian yang ditimbulkan daripada keuntungannya.
Sebagai contoh penerapan teknologi nuklir yang diselewengkan menjadi
senjata pemusnah masal dan pengerukan sumber daya alam secara berlebihan
yang berdampak pada hilangnya keseimbangan ekosistem di bumi. Kedua
contoh tersebut merupakan dampak negatif yang muncul akibat sifat egois,
ambisius dan tidak pernah puasnya manusia dalam kehidupannya.
Dari
kenyataan yang ada, kecuali dampak positif, kemajuan sains dan
teknologi juga memberikan dampak negative bagi hidup manusia. Di sini
disebutkan beberapa dampak negatif yang telah muncul antara lain dalam
bidang (1) informatika, (2) persenjataan, (3) biologi, (4) medis, dan
(5) lingkungan hidup.
Informatika. Kemajuan
teknologi komputer dan informasi, faktanya juga membuat dunia kejahatan
makin canggih. Praktek-praktek pencurian melalui jaringan computer dan
internet, seperti pembobolan bank, penipuan transaksi dagang via
internet, bahkan pembocoran rahasia sebuah institusi atau negara, juga
makin sering terjadi.
Kemajuan
teknologi komputer dan informasi ini, juga memungkinkan seseorang bisa
dirusak kehidupan pribadinya dengan cara penyebarluasan informasi yang
tidak benar dan gambar yang direkayasa menggunakan computer dan
disebarkan melalui internet. Di beberapa tempat, adanya internet
ternyata juga punya dampak negatif bagi banyak orang muda yang dengan
mudah mengakses situs pornografi dan informasi yang provokatif dan
menghasut dari kelompok-kelompok tertentu. Dan yang terburuk, terbukanya
keran informasi akibat majunya teknologi komputer dan informasi ini,
membuat mereka yang tak siap menjadi bingung menyikapinya.
Persenjataan.
Persenjataan yang canggih juga memiliki dampak negatif. Akibat yang
ditimbulkan senjata modern dan canggih, bisa lebih menimbulakn kerusakan
dan kerugian yang lebih besar atau korban yang jauh lebih banyak
jumlahnya ketimbang senjata konvensional, juga karena dengan itu korban
yang dibunuh dapat lebih banyak daripada perang tradisional. Senjata
modern dan canggih juga bisa membuat beberapa negara merasa sangat kuat
dan ingin menguasai atau memaksakan kehendak pada negara lain. Senjata
modern dengan efek penghancur yang dahsyat, seperti senjata dengan
uranium dan nuklir, bisa memicu persaingan dan pada tingkat tertentu
juga bisa menyulut pecahnya perang. Dewasa ini bahkan banyak riset yang
dilakukan untuk menciptakan senjata modern dan canggih dengan daya
penghancur luar biasa. Para ahli yang melakukan riset penciptaan senjata
itu, tentu juga berpikir untuk menguji senjata hasil buatan mereka. Ini
jelas bisa menjadi ancaman. Dalam situasi normal dan tenang, mereka
memang akan melakukan pengujian di darah aman dan tanpa penghuni. Tapi
siapa yang bisa menjamin bahwa mereka tak pernah berkeinginan untuk
menguji senjata mereka dalam kondisi sebenarnya, yakni menjadi mesin
perang untuk menghancurkan suatu Negara yang dihuni jutaan manusia.
Sebenarnya
kita dapat bertanya, mengapa mereka membuat persenjataan yang makin
canggih? Mengapa tidak membuat peralatan yang lebih berguna bagi
kesejahteraan manusia?
Biologi.
Teknologi rekayasa di bidang biologi juga mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Dengan teknologi ini, kalangan ahli biologi kini mampu
mengembangkan apa yang disebut sebagai cloning yang bisa diterapkan pada tumbuhan, hewan, dan sangat mungkin juga pada manusia. Dengan rekayasa cloning
ini, para ahli memang dapat menciptakan mahluk baru tanpa melalui
pembiakan sebagaimana lazimnya. Termasuk dalam menciptakan organ manusia
yang diperlukan untuk memperbaiki atau memperbarui organ yang rusak.
Namun masalahnya tentu akan lain, juka praktek cloning itu
dilakukan untuk menciptakan manusia baru. Keinginan untuk menciptakan
manusia tanpa melalui perkawinan seperti ini, bahkan sudah memicu
munculnya pro-kontra diantara para ahli yang mendukung dan yang
menentangnya. Bila tidak disikapi secara kritis, praktek cloning manusia itu, bisa melahirkan dampak negatif dalam kehidupan manusia sendiri.
Dampak terburuk yang bisa terjadi bila praktek cloning
manusia itu dibiarkan adalah kemungkinan hilangnya kesadaran bahwa
mereka adalah mahluk ciptaan Tuhan. Kenyataan bahwa mereka bisa
menciptakan segalanya dengan cloning, bisa jadi justru akan
membuat mereka melupakan Sang Pencipta sendiri. Dampak lainnya adalah
kemungkinan munculnya sikap superioritas perempuan yang tidak akan
membutuhkan laki-laki, karena dapat mencipta manusia sendiri dari
dirinya. Hal ini akan mengganggu keseimbangan relasi manusia laki-laki
dan perempuan yang diciptakan Tuhan untuk saling membantu dalam suatu
perkawinan. Maka tata kehidupan baru akan bergolak.
Lingkungan hidup.
Dari banyak pengalaman, kerusakan lingkungan akibat pembangunan
industri masih terus terjadi. Sistem pengelolaan limbah industri yang
tidak ditata secara tepat dan baik, menyebabkan lingkungan bukan hanya
kotor, tapi juga tercemar. Asap dari industri dan juga transportasi juga
menyebabkan polusi udara yang mengakibatkan terjadinya penipisan
lapisan ozon dan terjadinya pemanasan global.
Pengambilan
sumber alam secara besar-besaran menggunakan perangkat berteknologi
canggih, melahirkan ancaman tidak tersedianya sumber alam bagi generasi
mendatang. Penebangan hutan secara besar-besaran yang
dilakukan tanpa memperhitungkan akibatnya, menyebabkan terjadinya
penggundulan hutan yang juga mendorong makin meningkatnya suhu udara di
muka bumi ini. Pembangunan reactor nuklir di tempat yang tidak tepat dan
tidak secara teliti direncanakan telah ikut merusak lingkungan dan
mengancam kelangsungan hidup banyak orang.
Dari
sini tampak bahwa perkembangan teknologi di bidang industri pun perlu
memperhatikan pengaturan terhadap lingkungan hidup manusia. Dalam
lingkungan tertentu penggunaan teknologi canggih oleh kelompok
masyarakat tertentu, juga bisa berakibat kelompok masyarakat yang lain
terkalahkan dalam persaingan. Lihat bagaimana penggunaan pukat harimau
oleh perusahaan besar telah menyingkirkan dan mematikan nelayan-nelayan
tradisional. Akibatnya penduduk tidak dapat hidup layak lagi. Maka
terjadi ketidakadilan yang berakibat menyengsarakan orang kecil.
Medis.
Kemajuan teknologi kedokteran sangat pesat, banyak peralatan medis yang
mutakhir ditemukan. Kecuali dampak yang positif, sudah tampak bahwa
peralatan yang modern itu juga membawa dampak negatif. Beberapa rumah
sakit yang mempunyai peralatan itu, sering secara mudah menganjurkan
pasien, termasuk yang secara ekonomi tak mampu, untuk menjalani diagnosa
dengan alat itu meski sebenarnya tidak perlu. Akibatnya mereka harus
membayar mahal. Bahkan ada beberapa dokter “memaksakan” tindakan operasi
dengan menggunakan peralatan yang canggih, hanya demi mengembalikan
investasi pembelian peralatan tersebut. Jadi tindakan yang dilakukan
terhadap pasien, tidak lagi didasarkan pada pertimbangan untuk membantu
pasien, tapi justru pada alatnya.
Dari
beberapa contoh di atas menjadi jelas bahwa kecuali dampak positif dari
kemajuan sains dan teknologi, juga terdapat banyak dampak negatifnya.
Maka kiranya diperlukan suatu aturan main, suatu pembatasan, suatu arah
bagi perkembangan teknologi, terutama dalam penggunaan hasil teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar