Suatu zat dapat diidentifikasi menurut
sifat-sifatnya. Sifat-sifat seperti warna, titik leleh, dan titik didih
termasuk kedalam sifat fisisnya. Sifat fisis adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa mengubah komposisi atau susunan dari zat tersebut.
Sebagai contoh, kita dapat mengukur titik leleh dari es dengan
memanaskan sebuah balok es dan mencatat pada suhu berapa es tersebut
berubah menjadi air. Air dengan es hanya berbeda dalam hal penampilan
saja, bukan dalam komposisi, jadi ini termasuk kedalam perubahan fisis;
demikian juga bila kita membekukan air tersebut kembali menjadi es
seperti mula-mula. Karena itu, titik leleh dari suatu zat termasuk
kedalam sifat fisisnya. Sama halnya bila kita mengatakan Helium lebih
ringan daripada udara, kita mereferensikannya pada sifat fisis helium.
Pada sisi lain, pernyataan “Gas hidrogen terbakar
oleh gas oksigen dan membentuk air” mendeskripsikan sifat kimia dari
hidrogen, karena untuk menyelidikinya kita harus melakukan perubahan
kimiawi, dalam hal ini pembakaran. Setelah terjadi perubahan kimiawi,
zat mula-mula, yakni Hidrogen, menghilang dan berubah menjadi zat kimia
lain-air. Kita tidak dapat mengembalikan Hidrogen dari air sebagaimana
perubahan-perubahan fisis seperti pelelehan atau pembekuan. Sifat kimia adalah sifat yang untuk mengukurnya diperlukan perubahan kimiawi. Contoh lain dari sifat kimia zat adalah dapat berkarat, dapat terbakar, dll.
Sifat dari suatu materi dapat dibagi menjadi dua
kategori tambahan: yaitu sifat ekstensif dan intensif. Sifat ekstensif
suatu zat bergantung pada jumlah materi. Sebagai contohnya adalah massa,
volum, entalpi, dll. Sifat intensif adalah sifat yang tidak tergantung
pada jumlah. Misalnya, manis, rasa, massa jenis, dan wujud. Sifat fisis
dapat berupa sifat ekstensif atau intensif. Namun, semua sifat kimia
tergolong sifat intensif.
Berdasarkan keterangan di paragraf awal, perubahan
pada suatu zat pun dapat digolongkan sifatnya menjadi perubahan fisis
ataupun kimia, Perubahan fisis adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru. Sementara itu, perubahan kimia menghasilkan suatu zat baru.
Contoh perubahan fisis, yaitu:
1. Es mencair
2. Raksa menguap
Walaupun wujud dari es dan raksa pada contoh diatas
berubah wujudnya, namun senyawa atau materi yang menyusunnya tidak
berubah sama sekali (H2O dan Hg)
Sementara itu, contoh dari perubahan kimia adalah:
1. Kertas terbakar menjadi asap dan abu
2. Besi berkarat
Pada contoh dibawah ini, Kertas berubah menjadi zat
baru yang berbeda dengan asalnya. Demikian juga dengan besi yang
beroksidasi menjadi oksida besi.
Perubahan kimia disebut juga sebagai reaksi kimia. Reaksi
kimia ketika dua zat atau lebih bertemu dalam suatu wadah pereaksi.
Namun tidak semua pencampuran zat menghasilkan reaksi kimia. Seperti
pelarutan gula, tidak termasuk reaksi kimia karena tidak menhasilkan zat
baru. Pada umumnya, suatu perubahan kimia juga disertai dengan suatu
perubahan fisis yang dapat diamati seperti timbulnya gelembung gas,
muncul endapan, kenaikan suhu dan warna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar